JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) melansir tingkat inflasi Indonesia Juli 2024 sebesar 2,13 persen secara tahunan (year-on-year), atau lebih rendah dibandingkan inflasi Juni yang sebesar 2,51 persen (year-on-year/yoy).
“Ini menandakan bahwa pada Juli 2024 Indonesia kembali catatkan deflasi sebesar 0,18 persen,” kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (1/8/2024).
Selain itu, lanjutnya, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024.
”Deflasi bulan Juli 2024 ini lebih dalam dibandingkan Juni 2024 dan merupakan deflasi ketiga pada 2024,” ungkap Amalia
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,97 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,28 persen.
Sementara itu, terdapat komoditas dengan andil inflasi antara lain cabai rawit dan beras dengan andil linflasi masing-masing sebesar 0,04 persen
Capaian inflasi ini lebih rendah dari konsensus ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan inflasi sebesar 2,37 persen secara tahunan.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi indonesia pada Juli 2024 yang sebesar 0,18 persen month-to-month (mtm).
Amalia mengatakan, tingkat deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada bulan Juli 2024 adalah yang terdalam sejak November 2022.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang deflasi selama 4 bulan berturut-turut,” ujarnya.
Sementara, komoditas utama penyumbang deflasi Juli 2024 antara lain bawang merah menyumbang andil deflasi sebesar 0,11 persen, cabe merah 0,09 persen, tomat 0,07 persen, dan daging ayam ras 0,04 persen. (J03)