Laporan Haji: Muhammad Ishak
ARAB SAUDI (Waspada): Menjelang puncak haji, umat muslim dari berbagai negara termasuk Indonesia, sudah mulai memadati Kota Makkah. Suasana serupa juga terjadi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama RI, jumlah jemaah yang berdatangan ke Makkah hingga saat ini berjumlah 139.244 jemaah yang berasal dari berbagai embarkasi dalam 366 kloter.
Jemaah gelombang kedua dari berbagai embarkasi di tanah air ke Makkah melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah akan berlangsung hingga 22 Juni. Sedangkan jemaah gelombang pertama yang sebelumnya mendarat di Bandara Mohammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, juga terus bertolak ke Makkah hingga 16 Juni.
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Arsad Hidayat, Kamis (15/6) mengimbau, jemaah haji asal Indonesia tetap menjaga kondisi kesehatan selama berada di Makkah, sehingga nantinya dapat melaksanakan seluruh rangkaian rukun dan wajib haji.
“Makkah hari ini sudah mulai padat dengan jemaah dari berbagai negara. Pertanda, puncak haji semakin dekat. Oleh karenanya kami minta jemaah untuk tidak terlalu banyak beraktivitas di luar, karena saving tenaga yang cukup sangat dibutuhkan untuk melaksanakan puncak haji,” kata Arsad.
Begitu juga dengan jemaah lanjut usia (lansia), diharapkan untuk tidak memaksakan ibadah-ibadah sunnah dan ziarah dalam Kota Makkah, karena energi perlu dikumpulkan untuk pelaksanaan tahapan haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Jangan sampai gara-gara mengejar ibadah sunat lalu saat wukuf menjadi drop. Ini sangat tidak kita inginkan. Oleh karenanya, strategi yang benar adalah menjaga kesehatan, pola makan dan tidur yang teratur di hotel, sehingga saat armuzna benar-benar sehat,” timpa Pengendali Teknis Bimbingan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi itu.
Jika jemaah merasa kurang sehat, Arsad menyarankan sebaiknya melaksanakan aktivitas ibadah di hotel atau di masjid-masjid terdekat dengan penginapan jemaah haji. “Ini juga bagian dari strategi untuk menekan angka kematian jemaah haji,” katanya.
Layanan Satelit
Agar jemaah lebih dekat dengan fasilitas dan petugas kesehatan, PPIH telah mendekatkan pelayanan kesehatan melalui layanan satelit yang disediakan di hotel-hotel. “Pelayanan kesehatan bukan lagi di sektor, tapi di hotel, sehingga jemaah kapanpun dapat memeriksa kesehatannya secara gratis,” sebut Arsad.
Inovasi tersebut, lanjutnya, mengingat layanan kesehatan di sektor jauh dan tidak mudah jemaah lansia untuk menemukannya. “Jadi layanan kesehatan bukan lagi di sektor, tapi di hotel. Jadi, jemaah hanya turun ke lantai dasar untuk memeriksa kesehatannya,” tutur Arsad.
Badal Haji
Disinggung dengan jemaah haji yang meninggal sebelum puncak haji, Arsad kembali menegaskan bahwa PPIH akan membadalkan haji seluruh jemaah yang meninggal sebelum puncak haji, baik meninggal di Makkah atau Madinah.
“Jemaah yang berhak mendapatkan badal haji adalah jemaah yang meninggal setelah masuk asrama haji di setiap embarkasi sampai jemaah yang meninggal hingga menjelang wukuf di Arafah,” urai Arsad.
Begitu juga dengan jemaah haji yang dirawat di rumah sakit atau KKHI. Disaat mengakibatkan fatal terhadap kondisi kesehatan jemaah saat alat infusnya dicabut, maka PPIH juga akan membadalkan hajinya. “Untuk jemaah demensia (terganggu ingatan–red) akan ditinjau kembali dan dilihat kondisi akhir sebelum tibanya waktu badal haji,” pungkas Arsad. (b11)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.