JAKARTA (Waspada): Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi inspektur upacara penaikan bendera Merah Putih menyambut HUT ke-78 RI di Sekolah Partai, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/8/2023).
Ratusan anggota dari organisasi sayap PDIP turut mengikuti upacara penaikan bendera Merah Putih yang dilaksanakan di halaman Sekolah Partai.
Upacara dimulai pada pukul 07.50 WIB dan diawali dengan tiga anggota satuan tugas dari PDIP menaikkan bendera Merah Putih.
Setelah itu, rangkaian upacara di halaman Sekolah Partai dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Hasto.
“Mengheningkan cipta dimulai,” kata pria kelahiran Yogyakarta itu saat menjadi inspektur upacara, Kamis.
Rangkaian acara dilanjut dengan pembacaan teks Pancasila, naskah UUD 1945, kemudian teks proklamasi oleh kader PDIP.
Acara kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan amanat Hasto sebagai inspektur upacara di halaman Sekolah Partai.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu dalam amanatnya berbicara tentang pesan Ketua Umum PDIP Prof.Dr.(H.C) Megawati Soekarnoputri dalam melihat pemimpin.
Megawati, kata Hasto, meminta semua anak bangsa melihat pemimpin dari karakter. Sebab, karakter itulah yang membuat pemimpin bisa disayang rakyat.
“Mengapa Ibu Mega selalu menegaskan bahwa melihat pemimpin itu ketika turun, apakah rakyat antusias, apakah ada rakyat yang secara spontan memberikan dukungan dan kemudian apa ada euforia? Melihat pemimpin itu dari bobot, bibit, bebet, dari keluarganya, kapasitas kepemimpinannya, moralitasnya dan dari getaran kemanusiaan dalam dirinya apakah pemimpin ini mampu merawat kehidupan atau justru sebaliknya,” kata Hasto mengingatkan pesan Megawati.
Hasto dalam amanatnya juga menyampaikan, perlunya semua pihak melihat seorang pemimpin yang berwatak jujur, karena hal itu bisa menjadi dasar memajukan Indonesia.
Ia kemudian menyinggung tentang kisah pewayangan ketika tokoh pemimpin Pandawa, Yudhistira yang memiliki watak jujur.
“Pemimpin ini harus menunjukkan watak yang jujur, tidak ada pemimpin negara-negara yang kemudian bohong, pemimpin itu jujur sebagai watak yang paling elementer karena itulah dalam cerita wayang, pemimpin Pandawa itu sosok Yudhistira yang jujur, yang bersih, bahkan digambarkan darahnya putih, saking jujurnya,” ujar Hasto dalam amanatnya.
Ia menambahkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh berbohong dan memanipulasi angka-angka hanya untuk kepentingan elektabilitas.
Karenanya, sambung Hasto, momentum HUT ke-78 RI sebaiknya dipakai semua anak bangsa untuk bisa menghasilkan sosok pemimpin berwatak jujur.
“Ini syarat paling penting. Seorang pemimpin tidak boleh memanipulasi demi elektoral. Maka, ini yang harus ditanamkan dengan memperingati kemerdekaan ke-78 agar pemimpin ke depan harus jujur. Kalau tidak jujur saudara sekalian, akan ada karma politik. Itulah keyakinan spiritualitas kita sebagai bangsa yang bertuhan,” ujar Hasto dalam amanatnya kepada peserta upacara.
Hasto dalam amanatnya turut berbicara langkah PDIP menyambut Pemilu 2024 harus sesuai dengan ajaran Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
“Bung Karno mengajarkan kita di mana-mana asal semangat berkobar dan bersatu, kita bisa menundukkan lawan yang hebat bahwa Persatuan dengan rakyat adalah senjata yang sehebatnya. Karena itulah, melalui HUT ke-78 mari kita pererat dengan rakyat. Kepalkan tangan persatuan dan perjuangan kita bersama. Kita bangun politik yang membangun peradaban. Kita bangun politik yang mengedepankan kenaikan, kita bangun politik yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum dan menggelorakan kemajuan bagi Indonesia Raya kita,” ujar Hasto.
Setelah amanat Hasto selesai, rangkaian upacara ditutup dengan doa dan peserta membubarkan diri dengan tertib. Sehabis itu dilaksanakan berbagai perlombaan ciri khas perayaan 17 Agustus-an.
Sebelum upacara penaikan bendera Merah Putih, PDIP menggelar Kirab 17 Agustus ini diawali dari Lapangan Futsal Galaxi menuju Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta yang berjarak kurang lebih 200 meter yang dimulai sekira pukul 07.20 WIB.
Peserta kirab menuju Sekolah Partai terdiri dari Marching Band, Penari dan Perangkat, Badan dan Sayap DPP Partai, DPC PDIP Jakarta Selatan dan Sekretariat DPP PDIP.
Acara kirab ini berlangsung meriah. Di mana, para pemain marching band membawakan alat musik dengan penuh semangat. Adapun, lagu-lagu yang dibawakan mereka diantaranya, Indonesia Raya, Hari Merdeka, Maju Tak Gentar hingga Mars dan Hymne PDIP.
Tak hanya marching band, kirab ini juga dimeriahkan oleh puluhan peserta yang mengenakan pakaian adat daerah nusantara.
Masyarakat yang melintas di kawasan Jalan Raya Lenteng Agung pun terlihat turut menyambut kemeriahan kirab 17 Agustus-an tersebut.
Para pengendara sepeda motor, mobil hingga penumpang angkutan kota (angkot) pun mengabadikan momen para marching band memainkan alat musik dan peserta berbaju adat nusantara, dengan kamera ponselnya.
Tal lupa, bendera merah putih pun turut dikibarkan selama kirab tersebut
Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharmo mengatakan pelaksanaan kirab tersebut sebagai wujud kegembiraan menyambut HUT ke-78 RI.
Sejumlah perlombaan yang bersifat kelompok dan perorangan digelar seusai upacara yang dipimpin inspektur upacara Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
“Lomba 17-an terdiri dari lomba bakiak, lomba memasukkan paku ke dalam botol, lomba memindahkan sarung, lomba main bola pakai corong minyak, lomba makan krupuk serta lomba memasukkan belut ke dalam botol,” ungkap Adhi.
Sekjen PDIP Hasto bersama Ketua DPP Ribka Tjiptaning dan Wakil Bendahara PDIP Rudianto Tjen menyapa dan melambaikan tangan ke para peserta kirab saat tiba di Sekolah Partai. (irw)