JAKARTA (Waspada): Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah Rp 8.000/kg atau naik 60 persen dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 5.000/kg.
“Hari ini saudara-saudara kita seluruh petani memang sedang merasa senang karena harganya saat ini sangat baik. Tadi saya cek langsung harga gabah kering panennya Rp 8.000 per kilo dengan combine harvester kemudian jadi beras harganya Rp 12.500 sampai Rp 13.000,” ujar Arief dalan keterangan resminya, Rabu (20/9/2023), di Jakarta.
Akan tetapi, lanjutnya, penerintah memantau bahwa kenaikan harga gabah ini juga harus melihat tingkat kewajaran, sehingga keseimbangan harga dapat terbangun baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Arief menegaskan jika saat ini adalah waktu yang tepat untuk terus meningkatkan produksi, karena dengan harga yang bagus di tingkat petani tentunya meningkatkan gairah petani untuk terus bertanam.
Terkait adanya sejumlah daerah yang kekurangan stok beras, Arief pun meminta agar setiap daerah harus memiliki cadangan pangan beras yang memadai.
“Harusnya semua daerah mempunyai cadangan pangan seperti ini, tidak harus membangun gudang tetapi bisa dititipkan di gudang Bulog tapi sistemnya diputar stoknya. Yang disimpan kuantiti-nya jadi stok berputar terus yang penting kualitasnya kadar air 14 persen dan panenan baru,” ungkap Arief.
Namun demikian, Arief juga memastikan agar upaya menjaga harga di tingkat petani juga diselaraskan dengan menjaga harga di tingkat konsumen.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar keseimbangan harga di tiga lini perberasan, produsen, pedagang/penggiling, dan konsumen dapat terwujud.
“Kenaikan harga gabah seksrang ini di tingkat produsen berbanding lurus dengan kenaikan harga beras di tingkat konsumen. Tapi kita tetap perlu untuk menguatkan stok cadangan beras pemerintah,” tegas Arief,
Untuk itu, sambungnya, peningkatan produksi harus terus didorong mengingat kondisi kenaikan harga gabah di lapangan salah satunya disebabkan oleh berkurangnya stok gabah.
Untuk menanggulangi kenaikan harga beras di tingkat konsumen, Bapanas terus melakukan berbagai upaya intervensi dengan menggelontorkan stok beras Bulog ke masyarakat antara lain melalui bantuan pangan beras untuk 21,353 juta KPM di seluruh Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh Indonesia, serta menggelontorkan beras SPHP baik di pasar tradisional, ritel modern, dan juga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). (J03)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.