Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Fahri Hamzah Curigai Penggunaan Isu KPK Untuk Pemilu

Fahri Hamzah Curigai Penggunaan Isu KPK Untuk Pemilu
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah. (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Pernyataan eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo yang mengaku pernah dimintai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan penyidikan kasus korupsi megaproyek KTP elektronik (e-KTP), disanggah mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.

Kata Fahri, kasus e-KTP bukan di zaman Jokowi, melainkan pemerintah sebelumnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Fahri Hamzah Curigai Penggunaan Isu KPK Untuk Pemilu

IKLAN

“Itu (kasus e-KTP), zaman sebelumnya Pak Jokowi.
Tersangka pertama ditetapkan pada tanggal 22 April 2014 (a/n Sugiharto) jauh sebelum pak jokowi dilantik,” sebut Fahri dihubungi wartawan, Sabtu (2/12/2023), menanggapi pernyataan Agus Rahardjo tersebut.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia itu mengatakan bahwa sidang perdana kasus e-KTP dimulai tahun 2017. Sebagai pimpinan DPR RI, dia tahu nya beliau (Presiden Jokowi) marah karena kasus korupsinya.

“Jadi, tidak ada gejala Setya Novato alias SN, eks Ketua DPR RI saat itu dilindungi Pak Presiden Jokowi. Apa yang disampaikan Pak Agus itu ngawur,” tegas Fahri lagi.

Kejanggalan Masif

Fahri pun membeberkan beberapa kejanggalan yang masif belakangan ini yang dilakoni orang-orang yang terkait dengan lembaga antirasuah tersebut. Kejanggalan itu juga terjadi akibat aktifnya sebagian dari mereka sebagai tim sukses calon presiden (capres) tertentu.

“Coba bayangkan, bagaimana bisa ada pegawai aktif (ASN) Kepolisian yang mantan KPK, sangat aktif menyerang pimpinan KPK dan juga mengomentari serangan kepada Presiden Jokowi dan keluarganya, seperti yang dilakukan mantan pimpinan KPK, yang sekarang terdaftar sebagai tim sukses capres,” kata dia.

Bahkan, mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu menyebut, orkestrasi demi orkestrasi opini dilakoni dan mereka ini didukung oleh media dan kelompok politik yang terkait dan terafiliasi dengan partai dan capres tertentu. Padahal, tindakan ini tentu sangat berbau politis dan mengandung anasir perjuangan jangka pendek kelompok yang sedang ditersangkakan dan diusut KPK, terkait kader KPK yang telah menjadi tersangka, tapi dimanfaatkan pula oleh calon di belakangnya.

“Tadinya saya menyangka, mereka hanya akan berhenti setelah berhasil menekan Ketua KPK Firli Bahuri (FB), yang sekarang sedang menjadi tersangka kasus pemerasan kader partai. Tetapi rupanya tidak berarti, dan terus terjadi penyerangan demi penyerangan kepada Presiden Jokowi dan akhirnya juga kepada capres yang terafiliasi dengan beliau, secara langsung atau tidak langsung,” bebernya.

“Maka pertanyaan saya, apakah KPK sedang menjadi pusat orkestrasi baru untuk melawan Presiden Jokowi sebagaimana biasanya mereka secara langsung atau tidak, dipakai untuk melawan pemerintah? Bagaimana menurut anda ?, tanya Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu menambahkan.

Diketahui, sebelumnya eks Ketua KPK Agus Rahardjo menggegerkan publik setelah memberikan pernyataan pernah dimarahi Presiden Jokowi yang memintanya untuk menghentikan kasus e-KTP.

“Waktu kasus E-KTP saya dipanggil sendirian oleh presiden. Saya heran biasanya manggil berlima, kok ini sendirian, dan dipanggilnya juga bukan lewat ruang wartawan. Begitu saya masuk, presiden sudah marah. Karena baru saya masuk, beliau sudah teriak ‘Hentikan,” ungkap Agus di program khusus dengan Rosi di Kompas TV, Kamis (30/11/2023). (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE