Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Fadli Zon: Budaya Bukan Zona Impunitas

Fadli Zon: Budaya Bukan Zona Impunitas
Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menandatangani nota kesepahaman tentang Penguatan Pengarusutamaan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dalam Kebudayaan. Penandatanganan dilakukan di Aula R.A. Kartini, Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (21/4). Waspada/Ist

JAKARTA (Waspada): Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menegaskan komitmennya memperjuangkan keadilan narasi bagi perempuan, anak-anak, dan komunitas yang selama ini termarjinalkan dalam lanskap kebudayaan nasional.

Langkah ini ditegaskan sebagai bagian dari upaya membangun pemahaman budaya yang lebih adil dan inklusif.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Fadli Zon: Budaya Bukan Zona Impunitas

IKLAN

“Kami berkomitmen memberi ruang bagi narasi-narasi perempuan, pengalaman anak-anak, dan cara-cara hidup yang selama ini dianggap pinggiran. Ini bukan soal politisasi budaya, tapi soal
keadilan epistemik, cara yang adil dalam memahami dan merepresentasikan budaya,” kata Fadli Zon usai menandatangani nota kesepahaman bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, tentang Penguatan Pengarusutamaan gender, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dalam Kebudayaan.

Penandatanganan dilakukan di Aula R.A. Kartini, Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (21/4).

Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Kementerian Kebudayaan mendukung berbagai riset dan dokumentasi kultural.

Di Minangkabau, riset dan pementasan tentang Bundo Kanduang digalakkan, bukan hanya sebagai simbol, tapi sebagai aktor sosial-politik.

Sementara di Papua, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan mama-mama adat untuk mendokumentasikan praktik ritual yang sarat nilai pendidikan, lingkungan, dan relasi antar generasi.

Kementerian Kebudayaan juga mengambil sikap tegas untuk menolak segala bentuk kekerasan yang dibungkus dalam nama tradisi. “Budaya bukan zona impunitas,” tegasnya.

Untuk itu, kolaborasi dilakukan bersama komunitas lokal, organisasi perempuan, dan anak muda dalam meninjau ulang praktik budaya yang menyakiti, bukan merawat.

Tak hanya berhenti di aspek naratif, Kementerian Kebudayaan juga membangun infrastruktur budaya yang ramah anak dan perempuan, terutama di daerah tertinggal.

Dana afirmatif
dialokasikan bagi perempuan seniman dan pelaku budaya yang bekerja di komunitas marginal.

Sekolah adat yang dikelola perempuan juga mendapat dukungan sebagai ruang pendidikan alternatif yang menyentuh akal, tubuh, tanah, dan relasi sosial.

“Ini bukan kerja satu dua hari. Ini kerja jangka panjang yang membutuhkan kolaborasi lintas kementerian, terutama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” lanjutnya.

Menteri Fadli menyebutkan bahwa kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk nilai-nilai masyarakat termasuk kesetaraan gender dan perlindungan anak.

“Hal ini dilatarbelakangi adanya kondisi semakin kompleksnya dinamika sosial di era globalisasi digital yang berpengaruh pada sikap pola pikir dan ekspresi berbagai aspek kehidupan. Melalui pendekatan budaya, kita dapat menanamkan pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak perempuan dan anak sejak dini,” ucapnya.

Fadli Zon menegaskan kembali komitmennya bahwa budaya hari ini bertumpu pada keadilan narasi, keberpihakan etis, dan keberanian untuk mengubah kebiasaan yang tak lagi memanusiakan.

“Mengutip Sapardi Djoko Damono ‘Perempuan menyimpan langit di matanya dan anak-anak menuliskannya kembali dalam hujan.” Tugas
bersama adalah menjaga agar langit itu tak dirampas kemajuan, dan hujan itu tidak disia-siakan sistem yang lupa bahwa yang kecil pun bisa menjadi benih perubahan,” ujarnya.

Nota Kesepahaman antara dua kementerian ini mencakup: Sinergi kebijakan dan implementasi program kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dalam kebudayaan; Penyusunan dan penyebarluasan bahan komunikasi, informasi, dan edukasi terkait
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam kebudayaan; Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak di bidang kebudayaan; Penyelenggaraan edukasi, kampanye publik, dan/atau festival kebudayaan terkait kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak melalui berbagai medium seni dan warisan budaya; dan Penyediaan, pemanfaatan, dan
pertukaran data dan/atau informasi.

Sementara ,Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi menyebutkan bahwa nota kesepahaman kerja sama yang dilaksanakan bertepatan dengan Peringatan Hari Kartini ini bukan hanya untuk mempertegas semangat kebersamaan sinergi dan kolaborasi, namun mempertegas komitmen kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat perempuan Indonesia dan pemenuhan hak anak serta perlindungan anak Indonesia.

“Kami menyadari bahwa persoalan perempuan permasalahan perempuan dan anak ini sangat kompleks dan tidak
bisa diselesaikan oleh satu pihak saja oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak saja, tetapi kami butuh kolaborasi sinergi untuk saling mendukung untuk bisa
menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat kita,” tutur Arifatul Choiri Fauzi.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mengapresiasi dan mendukung adanya kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Kebudayaan dengan Kementerian PPPA.

Selain dengan Kementerian Kebudayaan, Kementerian PPPA turut melaksanakan
penandatanganan nota kesepahaman dengan 10 kementerian/lembaga lainnya, yaitu Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian Sosial; Kementerian Ketenagakerjaan; Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Kementerian Pariwisata; Badan Pusat Statistik; dan Badan Amil Zakat Nasional, yang dihadiri oleh para
menteri dan kepala lembaga negara beserta jajaran, di Kantor Kementerian PPPA. ((j01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE