BANDUNG (Waspada): Badan Geologi mengungkap potensi tsunami imbas erupsi Gunung Ruang, Tagulandang, Sulawesi Utara, Selasa (30/4). Letusan terbaru ini membuat statusnya naik dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).
“Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut atau runtuhnya tubuh gunung api ke dalam laut,” kata Hetty Triastuty, Penyelidik Bumi Madya di Badan Geologi, dalam paparannya, hari ini.
Ia juga meminta masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 7 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 7 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 7 km.
“Masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan,” katanya.
Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, pun diminta terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang, Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana di Geologi Bandung.
Diketahui, Gunung Ruang di Sulawesi Utara kembali erupsi pada Selasa (30/4) pagi ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Kementerian ESDM melaporkan aktivitas vulkanis terbaru gunung tersebut terjadi pukul 08.35 WITA.
“Terjadi erupsi G. Ruang pada hari Selasa, 30 April 2024, pukul 08:35 WITA tinggi kolom abu teramati ± 5000 m di atas puncak,” demikian dikutip dari akun X milik PVMBG.
“Tingkat aktivitas G. Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dinaikan dari level III (Siaga) ke level IV (Awas),” demikian keterangan PVMBG di media sosialnya.
Warning Bagi Dunia Penerbangan
Sebelumnya dinyatakan erupsi Gunung Api Ruang di Sulawesi Utara memiliki dampak bagi dunia penerbangan terutama buat mesin pesawat. Simak penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berikut.
Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menjelaskan, debu gunung api atau Volcanic Ash (VA) yang terlontar ke udara dapat merusak badan pesawat dan fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan.
“Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan,” kata dia, di Jakarta, Jumat (19/4), dikutip dari siaran pers BMKG.
Sejak pertama kali letusan, Meteorological Watch Office (MWO) Ujung pandang yang berada di Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin, Makassar setidaknya telah menerbitkan Significant Meteorological Information (SIGMET) VA sebanyak 18 kali.
Selain itu, ada Aerodrome Warning VA telah diterbitkan oleh Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi pada 18 April 2024 01.00 UTC (09.00 WITA).
SIGMET VA merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk memberikan informasi perihal sebaran abu vulkanik. Data tersebut dikeluarkan BMKG untuk menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.
Menurut Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, sebaran letusan abu vulkanik gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan diprediksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar gunung.
Ruang udara yang dapat terdampak antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.
Sementara, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang terbit ketiga pada 17 April 2024 pukul 20:15 WITA mencatat ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 Mdpl dengan status oranye.
Artinya, gunung menunjukkan aktivitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 meter di atas permukaan laut.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Achadi Subarkah Raharjo menambahkan sebaran debu vulkanik terdeteksi ke arah Barat – Barat Laut dan Timur – serta Tenggara.
Berdasarkan hasil laporan, terjadi penutupan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dan terdapat laporan paper test VA positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara.
Berdasarkan hasil paper test pada 19 April 2024, abu vulkanik positif masih ditemukan di Aerodome Bandara Sam Ratulangi meskipun tidak setebal pada 18 April 2024.
Menindaklanjuti data tersebut dan berkoordinasi oleh seluruh setakholder penerbangan maka diputuskan untuk memperpanjang penutupan bandara hingga hari ini.
“Dan terus memantau perkembangan sebaran abu vulkanik ke depan dari data informasi yang dikeluarkan oleh BMKG,” katanya.
Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Dhira Utama menjelaskan BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada 06.30 WITA.
Abu vulkanik teramati dengan jarak pandak mendatar 10KM dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan tendensi melemah.
Pihak maskapai penerbangan pun diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala.(cnni)