Scroll Untuk Membaca

Nusantara

DPR Optimis Erick Thohir Bisa Bawa Sepakbola Berprestasi Menuju Industri

DPR Optimis Erick Thohir Bisa Bawa Sepakbola Berprestasi Menuju Industri
diskusi Dialektika Demokrasi "Harapan Kemajuan Sepakbola Dengan Nahkoda Baru PSSI" di Media Center MPR/DPR/ DPD RI, di Jakarta, Kamis (2/3/2023). (Waspada/Ramadan Usman)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda menyatakan optimisnya atas terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), akan menjawab harapan publik untuk prestasi sepak bola di Indonesia.

“Apakah ada harapan dengan kepemimpinan baru PSSI, saya bisa jawab kita ada harapan. Untuk itu kita kasih waktu bapak Erick Thohir menyusun kabinetnya dengan baik, untuk memastikan praktek lama tidak terjadi lagi,”ujar Syaiful Huda dalam diskusi Dialektika Demokrasi “Harapan Kemajuan Sepakbola Dengan Nahkoda Baru PSSI” di Media Center MPR/DPR/ DPD RI, di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

DPR Optimis Erick Thohir Bisa Bawa Sepakbola Berprestasi Menuju Industri

IKLAN

Komisi X yang membidangi masalah olahraga itu yakin kepemimpinan Erick Thohir bisa mengkanalisasi problem-problem di sepak bola Indonesia termasuk masalah supporternya.

“Saya meyakini kalau itu terjadi dengan baik, saya yakin dalam waktu sekejap sikap suporter kita akan berubah total. Kenapa selama ini semuanya tidak bisa implementasi dengan baik, jawabannya selama ini kita belum menemukan di PSSI leader yang komit, yang konsisten untuk mengawal berbagai agenda perubahan dalam rangka perbaikan dunia sepak bola kita,”ungkap Ketua Komisi X DPR RI itu.

Tentunya langkah yang dilakukan PSSI harus melakukan terobosan-terobosan yang substantif yang sifatnya elementary, bagi perbaikan sepak bola.

Menurut Syaiful Huda, sosok Erick Thohir, punya track record yang mencukupi dalam industri bola, yang kemudian menurut dia, Erick Thohir bisa untuk merubahnya.

Kita kasih waktu untuk memastikan semua regulasi yang sudah ada, semua harapan publik bisa dijawab, ujarnya.

Selain pada level regulasi, UU No 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan beberapa substansi, termasuk menyangkut soal manajemen pengelolaan sepak bola.

Di level regulasi juga ada Inpres nomor 3 tahun 2019 ditandatangani oleh Presiden langsung.

“Saya kira baru pertama kalinya ada Inpres yang mengatur langsung soal persepakbolaan. Hal itu dimaknai level regulasinya dilahirkan dari dinamika publik, yaitu menyangkut soal harapan kuat dari stakeholder bola, yang menghendaki ada perubahan total terkait dengan pengelolaan sepak bola kita ke depan.

“Kita kasih waktu untuk Mas Erick Thohir membikin terobosan-terobosan baik prestasinya maupun sepakbola kita menjadi industri, imbaunya

Menurutnya, harus ada cara pandang baru. Jadi PSSI jangan lagi bekerja mengurus bola dengan cara pandang jangka pendek akan berprestasi. Kalau masih di situ, yang menjadi cara pandang PSSI, berarti terjebak dengan paradigma lama lagi.

“Kalau saya di tanya potensi Erick Thohir untuk membawa prestasi sepak bola kita seperti apa, dari berbagai kompetisi, dari kejuaraan baik regional maupun internasional, jawabannya menurut saya, hampir pasti tidak akan kita dapatkan dalam waktu dekat, pada konteks prestasi. Saya membayangkan masih 15 tahun lagi lah. Jadi perbaikan yang dilakukan oleh Erick Thohir hari ini baru akan bisa kita petik mungkin 15 tahun ke depan dan karena itu Erick Thohir akan meletakan pondasi-pondasi, pokok-pokok transformasi, pokok-pokok perbaikan lebih penting dilakukan, ketimbang menurut saya meletakkan kebijakan yang sifatnya jangka pendek,”kata Huda.

Menurut dia, Erick Thohir harus konsen menyangkut soal bagaimana menciptakan sebanyak-banyak kompetisi di level akar rumput sebagus bagusnya.

Bagaimana sejak jenjang pendidikan bola sudah menjadi semacam pengelolaan yang sifatnya bagus sampai pada level Kemendikbud, bekerja sama dengan PSSI dan seterusnya.

Pengamat Sepakbola, Kesit Handoyo menilai Erick Thohir sangat mumpuni. Tinggal bagaimana dia kemudian menerapkan atau menjalankan program-programnya di PSSI.

Di PSSI itu sifatnya kolektif kolegial. Ada 15 kepala di sana yang pasti berbeda-beda untuk melihat sebuah program.

“Ini yang harus di cermati. Saya pikir di kabinet Pak Erick Thohir nanti, apakah kemudian dia akan mampu memimpin gerbongnya ini menjadi satu visi, satu misi. Tapi kalau misalnya visinya udah berbeda ini juga akan menjadi sangat rawan konflik di dalam PSSI,”katanya.

Boleh dibilang, menurut Kesit, PR-nya Erick Thohir banyak sekali. “Kalau kita mau bicara prestasi, jujur saja kemarin kita sudah lihat Tim U-20 Indonesia kalah lawan Irak, padahal Irak main 10 orang, itu pun kita tidak bisa bikin goal.

Soal industri sepak bola, Kesit melihat hal itu di tata kelola kompetisi.

“Kalau kompetisinya nggak bagus kita jangan harap bicara industri. Industri sepak bola itu terkait dengan bagaimana support-support yang diberikan oleh sponsor, sekarang saya ambil contoh. Bagaimana sponsor mau mendapatkan citranya yang bagus atau kemudian percaya kepada pengelola kompetisi ketika jadwalnya berubah-ubah. Ini besok ada pertandingan Persija lawan Persib batal, artinya kan soal jadwal aja kita masih seperti itu, kalau misalnya kompetisinya itu jelas jadwalnya, pasti sponsor akan berbondong-bondong datang,”ungkapnya.(j04)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE