JAKARTA (Waspada): Melalui diplomasi parlemen, Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong negara-negara G20 untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang diselenggarakan di Gedung DPR.
Saat bertemu dengan Wakil Ketua Komite Tetap National People’s Congress Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Zhu Chen di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022), Puan mengapresiasi volume perdagangan Indonesia dan RRT yang pada tahun 2021 mencapai USD 110 miliar dan merupakan nilai terbesar dalam sejarah perdagangan kedua negara.
Puan pun menyambut baik investasi yang telah ditanamkan RRT ke Indonesia di mana RRT menempati peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia dengan investasi langsung senilai USD 3,2 miliar.
“Secara keseluruhan, saya menantikan upaya bersama kita dalam memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral kita di masa depan,” katanya.
Saat berbincang dengan Zhu Chen, Puan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengadaan vaksin Covid-19 dari RRT kepada Indonesia dalam penanganan dampak pandemi global. DPR mendorong terjalinnya kerja sama kedua negara dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Ketua DPR RI berharap kerja sama RRT dan Indonesia dapat dikembangkan pada jenis kerja sama bidang lainnya. Puan mendorong pemerintah kedua negara menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan agar seimbang dan berkelanjutan.
“Hal tersebut untuk meningkatkan ekspor komoditi unggulan Indonesia dari sektor pertanian, seperti nanas dan perikanan ke Tiongkok,” sebut Puan.
Puan lalu menyinggung soal hangatnya komunikasi dan interaksi intensif yang terus terjalin antara pemimpin dan pejabat tinggi Indonesia-RRT Oleh karenanya, Puan merasa senang dengan hubungan bilateral Indonesiq dan RRT yang semakin solid, apalagi hasil kunjungan Presiden Jokowi pada Juli lalu ke Tiongkok menghasilkan kesepakatan arah umum pembangunan komunitas senasib sepenanggungan kedua negara.
“Terlebih setelah diresmikannya Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi pada Juni 2021 yang melakukan sinkronisasi dalam tiga aspek penting, yaitu aspek politik hukum dan HAM, ekonomi, dan mekanisme pertukaran pelajar serta budaya,” ujar cucu Bung Karno itu.
Selain dengan RRT, Puan juga melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua DPR Singapura, Tan Chuan-Jin. Di awal pertemuan, ia menyampaikan selamat atas keberhasilan Singapura dalam penyelenggaraan Formula 1 Grand Prix pada 2 September lalu.
“Saya merasa gembira dengan hubungan bilateral Indonesia-Singapura yang semakin solid dan konstruktif. Bagaimanapun Singapura merupakan tetangga dekat dan mitra strategis ekonomi utama Indonesia khususnya perdagangan dan investasi yang telah berlangsung lebih dari 55 tahun,” ungkap Puan.
Ditambahkannya, hubungan bilateral Indonesia dan Singapura semakin baik berkat pertemuan tahunan Kepala Negara atau Leaders’ Retreat. Tahun ini, Leaders’ Retreat menghasilkan peningkatan kerja sama di bidang politik, hukum dan keamanan, investasi, ekonomi digital, green economy antara Indonesia dan Singapura.
Leaders’ Retreat 2022 juga memperkuat kemitraan Indonesia dan Singapura dengan ditandatanganinya tiga dokumen perjanjian strategis di bidang politik, hukum dan pertahanan keamanan.
Puan kemudian mengapresiasi dukungan Singapura dalam upaya pemulihan ekonomi dan perkembangan pembangunan, khususnya di Kawasan Batam-Bintan- Karimun (BBK) yang dapat memicu multiplier effect bagi Indonesia secara keseluruhan.
“Saya optimis bahwa ke depan kemitraan Indonesia-Singapura akan terus meluas dan semakin memfasilitasi intensifikasi hubungan people-to-people dan kerja sama sosial-budaya, termasuk pergerakan dua arah pelajar/mahasiswa di Indonesia-Singapura,” tutur mantan Menko PMK itu.
.
DPR juga mendorong kemajuan kemitraan dalam sektor investasi, transportasi, tenaga kerja, agribisnis, dan pariwisata, termasuk pembangunan Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Ekonomi Khusus lainnya. Puan memandang, kemajuan kemitraan itu dapat terwujud dengan bantuan diplomasi parlemen baik secara bilateral, regional, dan global.
“Diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk memperkuat diplomasi antar Pemerintah. Indonesia sangat terbuka untuk berbagi dan bertukar pandangan dalam dialog yang konstruktif, dalam rangka menguatkan peran strategis dan kemitraan sinergis antara Indonesia dengan Singapura,” urainya. (J05)