
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turkiye Yang Mulia Mehmet Nuri Ersoy menandatangani kesepakatan bersama di bidang kebudayaan sebagai landasan bagi kolaborasi jangka panjang antara Indonesia dan Turkiye disela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto di Ankara, Kamis (10/4). Waspada/Kwkenbud
JAKARTA (Waspada) : Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menyatakan komitmen Indonesia dalam mempererat hubungan sejarah dan budaya Indonesia – Turkiye telah terjalin sejak masa Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh pada abad ke-16.
“Bukti nyata interaksi budaya antara kedua negara ditemukan dalam berbagai artefak dan manuskrip, di antaranya koin emas kuno yang ditemukan di Gampong Pande, Aceh, yang tertera nama Sultan Aceh, Alaudin Riayat Syah Al-Kahar, serta Sultan Ottoman, Suleiman I. Temuan lainnya termasuk ratusan koin dari Dinasti Umayah dan Abasiyah yang ditemukan di situs Bukit Bongal, Sumatera Utara, serta makam tokoh kerajaan Ottoman di Aceh, seperti Muthalib Ghazi bin Mustafa Ghazi di Bitai,” ungkap Fadli saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Republik Turkiye melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turkiye, Yang Mulia Mehmet Nuri Ersoy, di Ankara, Kamis (10/4).
Kunjungan Presiden Prabowo sekaligus menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turkiye yang telah terjalin sejak tahun 1950. Salah satu hasil utama dari kunjungan kenegaraan ini adalah penandatanganan kesepakatan bersama di bidang kebudayaan sebagai landasan bagi kolaborasi jangka panjang antara Indonesia dan Turkiye yang ditandatangani, Kamis (10/4).
Pertemuan Menteri Kebudayaan Indonesia dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turkiye ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara
di bidang kebudayaan.
“Kami sepakat membangun upaya kolaboratif dalam bidang kebudayaan untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, termasuk produksi film bersama yang menceritakan tentang Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh, pameran lukisan bersama, serta pembangunan rumah budaya Indonesia di Turki. Selain itu, kedua negara yang memiliki populasi Muslim yang sangat besar ini juga memiliki banyak peluang untuk bekerja sama dalam bidang Warisan Budaya Takbenda, seperti tradisi iftar, kaligrafi, dan majelis, yang bisa didorong untuk masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.,” terang Fadli Zon.
Terkait dengan situasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina, Fadli Zon menegaskan bahwa penghancuran situs-situs sejarah dan warisan budaya Palestina oleh pihak Zionis Israel adalah sebuah tindakan genosida yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan.
“Indonesia dan Turki sepakat untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk melalui upaya kebudayaan, serta menentang penghancuran identitas dan warisan budaya Palestina,” kata Fadli Zon.
Lebih lanjut Fadli Zon berharap melalui penandatanganan kesepakatan
bersama di bidang kebudayaan antara Indonesia dan Turkiye ini dapat mendorong pelestarian warisan budaya, kolaborasi seni, serta pengembangan kapasitas dalam manajemen talenta
budaya, sastra, dan seni kontemporer, termasuk film, musik, dan budaya digital.
“Kerja sama bilateral di bidang kebudayaan menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan Indonesia dan Turkiye, tidak hanya melalui pertukaran seni, tradisi, dan nilai-nilai
budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat hubungan diplomatik kedua negara. Dengan memanfaatkan potensi kebudayaan masing-masing, kedua negara dapat membangun
kemitraan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya. (j01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.