DHD 45 Sumatera Utara kunjungan ke sejumlah situs bersejarah di Sumatera Barat. Waspada/ist
MEDAN (Waspada): Guna membangkitkan nilai perjuangan mempertahankan eksistensi Republik Indonesia, Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan (DHD) 45 Sumatera Utara melakukan kunjungan ke sejumlah situs bersejarah di Sumatera Barat, Senin dan Kamis (21-23/1/25).
Dipimpin oleh Ketua Umum Mayjen TNI (Purn) M Hasyim, napak tilas kebangsaan DHD 45 Sumut ini dimulai dari Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Nagari Koto Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Mayjen TNI (Purn) M. Hasyim didampingi Sekretaris Umum Dr H Eddy Syofian MAP, Bendahara Umum Ir Vivi Savitri, Kabid Sosbud Elyuzar Siregar SH MHum dan Bidang Infokom Ir Zulfikar Tanjung.
Keberhasilan PDRI dalam menyelamatkan kedaulatan RI yang nyaris hilang akibat Agresi Militer Belanda II, menjadi fokus napak tilas kebangsaan DHD 45 Sumut, sekaligus menggali semangat perjuangan rakyat Sumatera Barat yang berkolaborasi penuh tanpa pamrih dengan pemerintahan darurat untuk mempertahankan keberlangsungan republik.
Museum PDRI, yang diresmikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 19 Desember 2024, menjadi pusat perhatian dalam kunjungan ini.
Museum ini menyimpan berbagai dokumen, foto, dan artefak bersejarah yang merekam perjuangan heroik rakyat Sumatera Barat bersama PDRI di bawah kepemimpinan Syafruddin Prawiranegara.
“Keberadaan museum ini menjadi pengingat bahwa Indonesia nyaris kehilangan kedaulatannya. Tanpa keberanian PDRI mengambil alih kendali pemerintahan secara darurat, republik ini mungkin tidak lagi ada,” ujar M. Hasyim di sela-sela kunjungannya.
PDRI resmi berdiri di Halaban (daerah Limapuluh Kota) pada tanggal 22 Desember 1948. Kabinet PDRI adalah Kabinet Perang, dengan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai Ketua merangkap Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, dan Menteri Luar Negeri (ad interim); Selanjutnya Mr. Teuku Mohammad Hasan (Wakil Ketua merangkap Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Agama) dan lainnya.
Melalui siaran RRI Bukittinggi, keberadaan PDRI dikumandangkan ke seluruh dunia, menunjukkan bahwa Republik Indonesia masih berdiri meskipun Presiden Soekarno dibawa oleh Belanda ke tempat pengasingan di Berastagi Sumatera Utara bersama Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim berikut beberapa pimpinan RI, sedangkan wakil presiden Muhammad Hatta, Mr Asaat, Ali Sastroamidjojo dan lain-lain diangkut ke Bangka. (m22)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.