Ketua Umum DHD45 Sumut Mayjen TNI Purn M Hasyim menyerahkan plakat DHD45 kepada Pengelola Museum Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Kecamatan Limapuluh Kota, Sumbar. Waspada/ist
MEDAN (Waspada): Selain mengunjungi museum, rombongan DHD 45 Sumut juga menyambangi rumah-rumah penduduk yang pernah menjadi markas gerilya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Rumah-rumah sederhana di pedesaan ini menjadi saksi bisu bagaimana PDRI mengendalikan pemerintahan secara bergerilya dengan dukungan penuh masyarakat setempat.
Ketua Umum DHD 45 Sumut menegaskan bahwa keberhasilan PDRI tak lepas dari peran rakyat Sumatera Barat yang rela berkorban demi mempertahankan republik.
“Masyarakat Sumbar bukan hanya memberikan tempat berlindung, tetapi juga menyediakan logistik, informasi, bahkan nyawa mereka untuk melindungi PDRI dari serangan Belanda,” jelasnya.
Sementara itu, Sekum Dr H Eddy Syofian memgatakan di Sumatera Utara rakyat juga memainkan peran penting dalam melindungi keselamatan Presiden Soekarno dan para pemimpin lainnya yang ditawan Belanda.
Tekanan yang terus-menerus dari rakyat Sumut terhadap Belanda mempersulit penjajah untuk menjalankan agendanya di wilayah itu.
Peran RRI
Museum PDRI juga menampilkan rekaman peran strategis Radio Republik Indonesia (RRI) Bukit Tinggi dalam menyebarluaskan keberadaan PDRI. Melalui siaran radio, bergerilya pesan-pesan diplomasi dikirimkan ke dunia internasional, meyakinkan negara-negara seperti India dan Mesir untuk mendukung perjuangan Indonesia.
“Dukungan internasional yang berhasil diraih ini menjadi titik balik penting dalam perjuangan diplomasi, yang akhirnya memaksa Belanda untuk mengakhiri agresi militer dan kembali ke meja perundingan,” tambah M. Hasyim.
Dalam kunjungan ini, rombongan DHD 45 Sumut menyatakan kebanggaannya atas keberanian dan pengorbanan rakyat Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Perjalanan napak tilas ini diharapkan dapat menghidupkan semangat bela negara yang menjadi dasar perjuangan PDRI.
“Sejarah ini mengajarkan bahwa kedaulatan hanya dapat dipertahankan melalui kolaborasi tanpa pamrih antara pemerintah dan rakyat. Semangat ini harus terus kita jaga untuk menghadapi tantangan bangsa ke depan,” tutur M. Hasyim.
Kunjungan DHD 45 Sumut ini menegaskan bahwa perjuangan mempertahankan kedaulatan RI pada masa lalu adalah bukti nyata cinta masyarakat Sumbar dan Sumut terhadap Republik Indonesia, JSN 45, dan empat konsensus nasional.
Dari jejak-jejak sejarah yang ditampilkan di Museum PDRI, tampak jelas bahwa keberadaan republik ini tidak terlepas dari perjuangan bersama seluruh elemen bangsa.
Dari museum ini tergambar jelas nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pelaku PDRI, yang semestinya menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini.
Para pemimpin PDRI adalah contoh nyata dari kepemimpinan tanpa pamrih yang mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Setelah menerima mandat dari Presiden Soekarno melalui radiogram yang dikirim dari Yogyakarta, mereka tidak hanya menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab tetapi juga menolak godaan untuk menjadikan PDRI sebagai pemerintahan permanen.
Padahal, secara de facto dan de jure, PDRI telah memiliki kekuatan penuh: kendali atas wilayah, pengakuan internasional, dan legitimasi kepemimpinan. Namun, mandat tersebut mereka emban hanya untuk satu tujuan, yaitu memastikan kedaulatan Republik Indonesia tetap utuh.
Keikhlasan mereka terbukti ketika, setelah perjuangan panjang mempertahankan kedaulatan di tengah gerilya, mereka secara sukarela mengembalikan mandat itu kepada Presiden Soekarno pada tahun 1949, begitu pemerintahan kembali normal.
Sikap ini mencerminkan jiwa besar dan semangat kebangsaan yang sejati, serta membuktikan bahwa perjuangan mereka tidak didorong oleh ambisi pribadi, tetapi oleh kecintaan mendalam terhadap republik.
Rakyat Sumbar dan Sumut
Tanpa dukungan mereka, baik logistik, perlindungan, maupun informasi, PDRI tidak akan dapat berfungsi. Rakyat di dua wilayah ini menunjukkan semangat gotong royong yang luar biasa untuk melindungi pemerintahan darurat dan para pemimpinnya.
Kisah pengembalian mandat ini menjadi teladan tentang pentingnya integritas dan pengabdian kepada negara. Mereka menunjukkan bahwa perjuangan tidak hanya tentang mempertahankan kedaulatan, tetapi juga tentang menempatkan nilai-nilai moral dan etika sebagai dasar setiap keputusan.
Bagi generasi muda, PDRI adalah pelajaran nyata bahwa semangat 45 bukan hanya sekadar slogan, tetapi panduan hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk membangun dan mempertahankan bangsa tanpa ada pamrih atau kepentingan pribadi. Ini adalah warisan terbesar yang harus terus dijaga dan diwariskan ke generasi mendatang. (m22)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.