Scroll Untuk Membaca

NusantaraKesehatan

DASHAT Kampung KB Cegah Stunting Dari Calon Pengantin

DASHAT Kampung KB Cegah Stunting Dari Calon Pengantin

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng, Asisten Deputi Peningkatan
Kualitas Kependudukan dan Keluarga Berencana Kemenko PMK, Redemtus Alfredo Sani Fenat, dan Ketua Tim Penggerak PKK (TPPKK) Kabupaten Semarang, Hj. Peni Yulianingsih, secara simbolis memberi bantuan untuk keluarga beresiko stunting pada acara ‘Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting’ dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, di Gedung PKK Pemprov Jawa Tengah, Kabupaten Unggaran, Rabu (26/4/2024). Waspada/Hasriwal AS

SEMARANG (Waspada) : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melaukan pencegahan keluarga stunting secara dini tidak saja pada ibu mengandung dan menyusui tapi dimulai dari calon pengantin (catin). Selain itu, BKKBN terus menyelenggarakan kegiatan inovatif Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT dengan membentuk Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sebagai implementasi pencegahan stunting.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

DASHAT Kampung KB Cegah Stunting Dari Calon Pengantin

IKLAN

“DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (keluarga yang memiliki calon pengantin atau catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi kemitraan lainnya,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng, mewakili Ketua BKKBN dr. Hasto pada acara ‘Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting’ dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, di Gedung PKK Pemprov Jawa Tengah, Kabupaten Unggaran, Rabu (26/4/2024).

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadi infeksi berulang. Kedua faktor tesrebut dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK.

“Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak,” terang Bonivasius.

Lebih lanjut Bonivasius mengatakan stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal tersebut beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menyebabkan anak menjadi rentan terhadap penyakit kronis dimasa dewasa.

“Bahkan, stunting dan berbagai masalah gizi lainya diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2 – 3 perrsen Produk Domestik Bruto (PDB),” ujarnya.

Menurutnya,Kampung KB merupakan sebuah pendekatan percepatan pembangunan di tingkat desa dan kelurahan. Ada empat pilar sasaran program yang harus ada di Kampung Keluarga Berkualitas yaitu Penyediaan Data dan Layanan Administrasi Penduduk, Perubahan Perilaku, Peningkatan Layanan serta Pelestarian Lingkungan.

“Saat ini sudah ada 66.000 Kampung KB, setiap tahun akan diberikan penghargaan, tahun ini Jawa Tengah memperoleh dua apresiasi terkait pengelolaan Kampung KB, sehingga dapat dijadikan contoh untuk pengelolaan. Kampung KB tersebut bernama Kampung KB Wisata Asri, Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo,” ungkap Bonivasius.

Hal baik yang dapat dipelajari dari Kampung KB ini kata Bonivasius, adalah Peran Kepala Desa, penggerakan pokja serta partisipasi masyarakat dalam percepatan pembangunan d tingkat desa dengan pembentukan Kampung KB menjawab salah satu amanah dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yaitu pemenuhan gizi masyarakat berbasis pangan lokal dengan menyelenggarakan kegiatan inovatif DASHAT.

“DASHAT harus kita wujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Sudah ada 8.230 DASHAT di Indonesia sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas, mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Kami berharap ke depan seluruh Kampung KB dapat membentuk DASHAT,” jelas Bonivasius.

Sementara, Asisten Deputi Peningkatan
Kualitas Kependudukan dan Keluarga Berencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Redemtus Alfredo Sani Fenat, mengatakan penurunan stunting membantu kualitas produksi kesehatan peranan anak usia dini (PAUD) di tingkat desa menjadi aspek lahir masalah ekonomi untuk meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat.

“Apabila kita menginginkan cita-cita
Indonesia Emas 2045 tercapai, maka salah satu hal yang paling penting adalah peningkatan kualitas keluarga, karena keluarga adalah unit masyarakat yang paling kecil. Apabila keluarga di Indonesia sudah berkualitas, maka dengan sendirinya bangsa Indonesia akan menjadi berkualitas,” kata Alfredo.

Menurutnya, ada 3 aspek utama dalam peningkatan kualitas keluarga, yaitu aspek kesehatan, pendidikan (termasuk pengasuhan) dan ekonomi.

“Tiga aspek ini menjadi sangat krusial dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Intervensi kesehatan yang sesuai dengan siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga lansia adalah hal yang penting. Pendidikan dan pengasuhan salah satu hal krusial yang turut mempengaruhi kualitas
manusia Indonesia. Kita tidak bisa juga mengenyampingkan pendidikan vokasi dan pendidikan alternatif yang mungkin lebih sesuai dengan kondisi anak didik,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK (TPPKK) Kabupaten Semarang, Hj. Peni Yulianingsih, berkomitmen TPPKK bersama BKKBN dan DP3AKB Kabupaten Semarang mendorong terbentuknya DASHAT di setiap desa/ kelurahan di Kabupaten Semarang melalui pendekatan berbasis partisipasi masyarakat di Kampung KB, di antaranya melalui alokasi anggaran dari Dana Desa/Kelurahan dan menggandeng mitra melalui CSR.

“Tim Penggerak PKK akan bergerak aktif sampai dengan tingkat desa/kelurahan untuk percepatan penurunan stunting. Kabupaten Semarang berhasil menurunkan stunting dan tahun 2014 ini menjadi daerah terendah stunting di Provinsi Jawa Tengah,” ungkap istri Bupati Semarang Ngesti Nugraha.(j01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE