JAKARTA (Waspada):
PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan menyayangkan adanya potongan video ceramah Megawati Soekarnoputri pada saat acara Kick Off Pancasila Dalam Tindakan, bertema Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, yang dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kamis (16/2/2023) pekan lalu, terkait dengan pangajian yang viral di media sosial.
Ketua PP Bamusi Faozan Amar mengatakan, jika kita mendengarkan ceramah Presiden RI kelima tersebut dengan lengkap, maka akan diperoleh pemahaman yang utuh tentang pentingnya menyiapkan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani untuk masa depan bangsa.
“Hal ini sejalan dengan ajaran Al Qur’an yang melarang kepada umat manusia meninggalkan generasi yang lemah (QS. An Nisa : 9),” ujar Faozan Amar dalam keterangan tertulis, Jumat (24/2/2023).
Menurutnya, sebagai pemimpin bangsa, Megawati Soekarnoputri yang juga ketua dewan pengarah BRIN tidak hanya berpikir bagaimana menyiapkan anak-anak yang sehat, bebas dari stunting. Namun, Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga bertindak nyata melalui kader-kader partai yang dimiliki, yang mendapatkan tugas sebagai menteri, gubernur, bupati/wali kota tentang upaya yang dilakukan guna mencegah stunting.
“Ibu Megawati sama sekali tidak melarang Ibu-ibu ikut pengajian karena beliau sendiri juga ikut. Namun, beliau (Megawati) mengajak ibu-ibu agar lebih peduli terhadap anak-anaknya jangan sampai mengalami stunting. Sebab seorang ibu adalah tiangnya negara. Kalau tiangnya hancur maka negara akan hancur,” ujar Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah itu.
Ia pun mengutip ungkapan cendikiawan Dr. Moeslim Abdurahman: Umat Islam itu peka syariat tapi lupa hakikat. Sehingga terjebak rutinitas praktis tapi lupa berpikir strategis.
“Ikut pengajian itu penting tapi menyiapkan dan mendidik anak agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas, jauh lebih penting,” kata Faozan yang juga hadir dalam acara Kick Off Pancasila Dalam Tindakan tersebut. Sebab ditangan merekalah masa depan bangsa dan negara,” pungkas Faozan Amar. (irw)