BEKASI (Waspada): Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka mengatakan bahwa pihaknya meminta dukungan kepada seluruh rakyat Indonesia terhadap perbaikan akurasi data penduduk yang saat ini dikerjakan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang juga kader PDIP.
“Di balik angka data penduduk dan data negara, ada nasib nyawa jutaan rakyat dipertaruhkan. Kita tak boleh main-main perjuangkan data ini,” tegas Rieke saat berpidato di acara Pembukaan Penghijauan Nasional dengan menanam pohon, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-50 PDIP.
Pembukaan Penghijauan Nasional kali ini digelar di aliran Sungai Kali Malang, Desa Lambang Sari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Minggu, (15/1/2023).
Rieke menuturkan, ketika awal Tri Rismaharini menjadi Menteri Sosial (Mensos), ada hal luar biasa yang harus dikerjakan terkait data penduduk yang tak aktual.
“Sehingga karena data yang tidak aktual dan tidak akurat itu, program yang dialokasikan Presiden Jokowi, sebelumnya tak tepat sasaran. Program untuk orang miskin dan orang tak mampu, yang dapat justru yang mampu,” ujar Rieke.
Rieke menyebut saat ini seluruh kader PDIP sedang ditugaskan memperjuangkan data dasar negara untuk menjadi kebijakan pembangunan di segala bidang kehidupan.
“Ini amanat Bung Karno. Kita bukan kader dan sekadar besarkan nama Bung Karno, tapi konsisten mengikuti dan jalankan ajaran Bung Karno, agar tercipta kehidupan adil dan makmur bagi rakyat. Dan ini semua tak mungkin tanpa data akurat termasuk data warga miskin,” jelas Rieke yang juga Anggota DPR RI itu.
Karena itu, Rieke mengaku sangat bangga terhadap Risma, ketika menjabat menteri sosial, langsung bekerja keras membenahi data penduduk.
“Beliau bongkar 52 juta penerima bansos fiktif. Kita butuh dukungan seluruh rakyat Indonesia. Di balik angka data negara, ada nasib nyawa jutaan rakyat dipertaruhkan. Kita tak boleh main-main memperjuangkan data ini,” tegas Rieke.
Ia meminta agar pendataan yang akurat terus dilakukan oleh Mensos Risma. Sebab angka 52 juta data fiktif telah dihitung oleh KPK, bahwa diduga ada setidaknya Rp126 triliun kerugian negara per tahun dari sindikasi data fiktif itu. Apalagi dari basis data itulah, semua subsidi, entah listrik, BBM, dan lain-lain, dikeluarkan dari dana negara.
“Kalau data tak benar, maka hasilnya tak jelas. PDIP butuh dukungan rakyat demi memastikan nasib rakyat benar-benar diketahu siapa ornagnya. Kalau ada oknum mempermainkan data rakyat, 1 NIK dikloning jadi 40, kita diam atau lawan? Lawan!” tandas Rieke.
Ia pun memastikan bahwa sindikat data negara harus hilang dari bumi Indonesia. Ia menyebut jangan biarkan Mensos Risma sendiri, Megawati sendiri, dan semua kader PDIP yang harus selalu mendukung.
“Bukan hanya didukung oleh kader PDIP, karena tak semua rakyat memilih PDIP. Kita tak beda-bedakan, kita perjuangkan nasib rakyat Indonesia apapun partai politiknya dengan memastikan akurasi data negata,” tegas Rieke.
Pada kesempatan sama, Mensos Risma juga bercerita nasihat yang selalu diingatnya dari Megawati supaya memerhatikan si miskin yang belum terdata oleh pemerintah. Bantuan sosial, atas saran Megawati, jangan terpaku dari data yang sudah ada.
Sembari membenahi data penerima bantuan, sebaiknya pemerintah juga melakukan jemput bola.
“Kemudian Ibu Mega juga nasihati saya: “Mbak itu tolong rawat. Jangan konsentrasi di data saja. Tapi juga gali orang yang belum terdata”. Itu yang kemudian saya turun ke bawah jembatan, saya blusukan di bawah, di makam- makam. Saya ke makam-makam di Jakarta. Kemudian juga kita cari orang – orang yang apa namanya gerobak, tidur di gerobak. Manusia gerobak. Kita turun,” tutur Risma.
“Jadi jangan konsentrasi di datamu, cari di balik datamu. Makanya saya turun itu. Jadi itu ternyata betul. Mereka banyak tidak punya KTP, tidak punya ini (data kependudukan lainnya). Selanjutnya, kemudian kita harus melakukan perekaman. Sehingga mereka bisa masuk (penerima) sekarang,” imbuhnya.
Adapun kegiatan pembukaan Program Penghijauan Nasional masih dalam satu rangkaian HUT ke-50 PDIP yang belum lama ini digelar, Selasa 10 Januari lalu di JI EXPO Kemayoran, Jakarta.
Hadir dalam kesempatan penanaman pohon dan bersih- bersih sungai kali ini, selain Risma, ada Ketua DPP PDIP Sukur Nababan, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono beserta jajaran, Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka, Anggota DPR RI Nico Siahaan dan Pj Bupati Kabupaten Bekasi Dani Ramdan dan ribuan kader. (irw)