JAKARTA (Waspada): Panitia perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 MPR-DPR-DPD RI siap melaksanakan perayaan Natal yang akan berlangsung pada Selasa, tanggal 5 Desember 2023 mendatang di Gedung Nusantara V DPR RI
Kesiapan panitia ini melaksanakan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 MPR-DPR-DPD RI disampaikan Ketua Panitia Hendrik Halomoan Sitompul, Sekretaris Panitia Marinus Gea, Badikenita Putri Br. Sitepu serta Kepala Badan Keahlian DPR RI Inosentius Samsul dalam konferensi pers di Media Center DPR, Rabu (29/11/2023) .
Adapun penyelenggara yakni Persekutuan Doa Oikuomene (PDO) MPR-RI-DPR RI-DPD RI dengan Tema “Kemuliaan Bagi Allah Dan Damai Sejahtera Di Bumi” (Lukas 2 : 14).
Sementara sub tema yakni; Melalui perayaan Natal Bersama, kita ciptakan kerukunan hidup antar umat demi terwujudnya Negara Republik Indonesia yang aman, damai dan sejahtera
Menurut Hendrik Halomoan Sitompul yang juga anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat ini adapun tujuan kegiatan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 MPR-DPR-DPD RI untuk menyampaikan kabar keselamatan dan melakukan tri tugas panggilan gereja. Selanjutnya sebagai sebuah perwujudan umat Kristen dan Katolik untuk selalu berbakti dan juga berkembang ditengah-tengah kehidupan bangsa dan negara yang majemuk dengan memperat tali kasih dan persaudaraan dalam
Persekutuan Doa Oikoumene MPR-DPR-DPD RI.
Adapun bentuk kegiatan yakni Ibadah dan Perayaan Natal Umum, Ibadah dan Perayaan Natal Anak Sekolah Minggu, dan Diakonia atau berbagi kasih yang dilaksanakan selama 1 tahun, mulai bulan Desember 2023 sampai dengan Desember 2024
Hendrik Halomoan Sitompul menguraikan bersamaan dengan perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024.
“Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu disamping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumut 1 ini menambahkan dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani.
“Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan,” tandasnya.
Kelahiran Yesus, sebutnya, akan membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan kerajaan kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan.
Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, ujarnya.
Selain itu, perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup semua makhluk.
Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaan-Nya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak sorai memuji Allah: “Biarlah langit
bersukacita dan bumi bersorak-sorai” (Mz 96:11).
Di era globalisasi ini,lanjutnya, kita juga diajak untuk memuliakan Allah dan mewujudkan damai sejahtera melalui media sosial dengan terus menerus menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, setiakawan, dan tenggang rasa.
Hal ini menjadi penting karena keharmonisan hidup bersama dapat hancur oleh berita bohong dan ujaran kebencian yang marak di berbagai media sosial. “Kita perlu bijak dalam menerima dan menyebarkan berita,” ajaknya. (j05/J04)