Laporan Haji: Muhammad Ishak
ARAB SAUDI (Waspada): Meskipun tidak difasilitasi pemerintah, namun 4.907 jemaah calon haji (calhaj) Indonesia, tetap melaksanakan ibadah sunah dalam berhaji yang dilakukan sebelum puncak haji bertepatan 8 Dzulhijjah atau sering disebut tarwiyah.
“Setelah melakukan kajian yang mendalam, pemerintah saat ini belum memungkinkan memfasilitasi jamaah haji untuk melakukan ibadah tarwiyah, karena jemaah Indonesia lebih dari 221.000,” ujar Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kementerian Agama (Kemenag) RI, Arsad Hidayat, Rabu (21/6).
Menurutnya, dengan kondisi jalan yang padat menjelang puncak haji, pemberangkatan ratusan ribu jemaah sejak pagi hingga malam sangat tidak memungkinkan dari Makkah ke Arafah.
“Kita tidak bisa membayangkan mobilisasi jemaah ke dua tempat dalam waktu yang singkat. Pertama ke Mina untuk tarwiyah. Lalu pukul 07:00 kembali melakukan mobilisasi jemaah ke Arafah, katanya.
Oleh karenanya, jemaah haji yang berkeinginan melaksanakan tarwiyah harus menandatangani surat pernyataan yang berisi komitmen dan siap bertanggung jawab atas tindakannya tersebut.
“Siapapun yang ingin melakukan tarwiyah, maka kita meminta surat pernyataan berisi semacam komitmen bertanggung jawab terhadap apa-apa yang dilakukannya,” ujar Arsad.
Berdasarkan hasil pendataan pihaknya, sambung Arsad, tercatat sekitar 4.907 jemaah haji mendaftar dan memutuskan untuk melakukan tarwiyah. Meski demikian jumlah tersebut masih dinamis dan jumlah masih memungkinkan berubah.
“Berdasarkan pendataan melalui google form sebanyak 4.907 jemaah haji menyatakan untuk tarwiyah,” kata Arsad, seraya menambahkan, jumlah tersebut belum final dan pihaknya akan menunggu hingga 7 Dzulhijjah nanti.
Meski tidak memfasilitasi, Arsad mengatakan, pemerintah tetap mengambil peran dengan menempatkan petugas untuk melakukan pemantauan dan pengawasan. “Kita akan tempatkan beberapa tim untuk melakukan monitoring, sehingga kegiatan tarwiyah jemaah berjalan lancar,” demikian Arsad Hidayat. (b11).