Scroll Untuk Membaca

Medan

Yagasu Gelar Pameran Produk Masyarakat Binaan Dari Olahan Mangrove

PENGRAJIN batik binaan Yagasu sedang melakukan pewarnaan kain, saat pameran produk binaan dari olahan mamgrove, di kantor Yagasu, Jln Sei Batugingging Medan, Sabtu (21/12). Waspada/Yuni Naibaho
PENGRAJIN batik binaan Yagasu sedang melakukan pewarnaan kain, saat pameran produk binaan dari olahan mamgrove, di kantor Yagasu, Jln Sei Batugingging Medan, Sabtu (21/12). Waspada/Yuni Naibaho

MEDAN (Waspada): Selain melakukan restorasi hutan bakau (mangrove) di kawasan pesisir pantai di Sumatera Utara (Sumut), Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) juga memberi binaan kepada masyarakat memanfaatkan pohon mangrove menjadi nilai ekonomi tinggi tanpa harus merusak penanaman dan ekosistem hayati lainnya sekitar hutan mangrove.

Setelah sebelumnya mengajak tim media dan pemangku jabatan di Pemerintah Sumut melihat langsung hutan mangrove di Pulau Burung Medan Belawan dan kawasan hutan mangrove Unit Penelitian Karbon & Keanekaragaman Hayati (CBRU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Jumat (21/12), Yagasu juga menggelar workshop dan pameran produk masyarakat binaan di kantor Yagasu, Jln Sei Batugingging, Medan, Sabtu (21/12).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Yagasu Gelar Pameran Produk Masyarakat Binaan Dari Olahan Mangrove

IKLAN

Dikatakan Managing Director Yagasu, Melinda Suriani Harefa, ekosistem mangrove berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu, mangrove memiliki banyak sumber daya alam yang berharga, meski pemanfaatan produk mangrove belum dioptimalkan,” ujarnya.

Untuk itu, kata Melinda, pihaknya menawarkan pelatihan, pendampingan, dan memfasilitasi akses pasar, Yagasu berupaya memaksimalkan potensi sumber daya mangrove, memungkinkan masyarakat lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka.

“Untuk itu kami gelar pameran ini sebagai wadah memperkenalkan dan mempromosikan produk mangrove yang diolah oleh masyarakat. Komunitas tersebut merupakan bagian dari beberapa kelompok di bawah bimbingan Yagasu. Sehingga selanjutnya berharap dapat menciptakan sinergi antara pelestarian alam, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, dan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ekosistem mangrove untuk keberlanjutan generasi mendatang,” jelasnya.

Dalam pameran ini, ditampilkan pakaian batik yang diwarnai dengan warna yang berasal dari kayu mangrove. Ada tiga jenis batik yang ditampilkan, yakni batik yang dicap, batik yang digambar tangan, dan batik Ecoprint.

Kemudian ada produk pangan yang berasal dari mangrove dengan berbagai ukuran dan jenis, diproduksi oleh kelompok lokal yang didukung oleh Yagasu dari beberapa desa.
 
Bahan Ekonomis

Hamidah pengrajin batik binaan Yagasu, menjelaskan, tengah fokus pengembangan dan pemberdayaan limbah kayu mangrove sebagai bahan ekonomis karya batik, baik canting atau ecoprint.

“Proses pembuatan batik bahan mangrove sama dengan pembatikan bahan lain, bedanya proses pewarnaan, karena kami memanfaatkan limbah kayu mangrove. Itu direbus sampai mengeluarkan warna, yang dijadikan bahan batik,” katanya.

Prosesnya pembatik mangrove sama dengan pada umumnya, menggambar, mencanting, pengecatan. Lalu diwarnai dengan limbah mangrove.

Pengalaman Hamidah, bahan batik Mangrove kualitasnya bagus, bedanya dengan pewarna batik lain kalau mangrove tidak terang dan tidak cerah. Mangrove lebih cokelat, kalau kualitas mangrove ini bagus sama.

“Kelebihannya ramah lingkungan, tidak ada limbah, tidak ada bau. Mangrove tidak ada masyarakat dirugikan, airnya aman dibuang kemana-mana. Jadi tidak perlu penyaringan limbah. Kreasi ya, bisa dimotif. Harga 200-1,5 juta pemasarannya sudah nasional. Nilainya tergantung bahan, kedua motif, ketiga aneka ragam warnanya,” jelasnya. (h01)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE