MEDAN (Waspada): Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan melaksanakan Seminar Ilmiah dengan bertajuk: “Dakwah dalam Membangun Moderasi Bergama”, Sabtu (4/6) di Aula Biro AUPK Padang Sidempuan.
Tampil sebagai narasumber Wakil Rektor III UIN Sumut yang juga ketua Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Provinsi Sumatera Utara (PW ISNU Sumut) Dr H. Nispul Khoiri, MAg.
Seminar dibuka Rektor diwakili Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Padangsidimpuan Dr. Ikhwanuddin Harahap MA.
Pada kesempatan itu, Dr. Ikhwanuddin Harahap MA mengatakan seminar ini sebagai upaya IAIN Padangsidimpuan mensosialisasikan pentingnya moderasi beragama sebagai wasilah membangun harmonisasi masyarakat.
“Mahasiswa pascasarjana adalah bagian dari masyarakat pembelajar menjadi garda terdepan dalam membangun pikiran, sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat, toleran, menghargai perbedaan dan senantiasa mengejawantahkan kemaslahatan bersama,” katanya.
Karena itu, sambungnya, mahasiswa pascasarjana harus menjadi anak panah dalam menguatkan moderasi beragama dimulai dari kampus hingga ke masyarakat luas.
Perkuat Pemahaman Mahasiswa
Sementara itu, Direktur Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan Dr. Fatah Siregar mengatakan, seminar ilmiah ini digelar guna memperkuat pemahaman mahasiswa pascasarjana, terkait dengan moderasi beragama.
“Mahasiswa pascasarjana adalah mahasiswa yang tingkat pikirannya sudah matang karena itu, peran mereka cukup penting memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa harmonisasi sosial dan kondusifitas masyarakat yang terdiri dari pluralitas agama, suku, ras, bahasa dan lain sebagainya adalah menjadi napas penting dalam masyarakat tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, moderasi beragama menjadi media dalam memperkuat kerukunan umat beragama dan harmonisasi masyarakat.
Dr H. Nispul Khoiri, MAg sebagai narasumber menjelaskan, konsep moderasi beragama berbeda dengan moderasi agama. Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan.
Katanya, dalam realitas kehidupan masyarakat seperti Padang Sidempuan ini dibutuhkan paham keagamaan yang moderat. Prinsip dari moderasi beragama itu adalah terbentuknya sikap, cara pandang prilaku beragama yang moderat, toleran, menghargai perbedaan dan mengimplementasikan kemaslahatan bersama.
Karena itu, sambungnya, akibat dari lemahnya literasi masyarakat tentang moderasi beragama, moderasi beragama dikhawatirkan memudarkan agama dan melemahkan aqidah keislaman umat Islam.
Justru, tambahnya, dengan mengejawantahkan moderasi beragama akan mengembalikan serta memperkuat esensi agama yang sesungguhnya. Dr Nispul Khoiri, yang juga wakil Rektor III UIN Sumut ini mengatakan semangat moderasi beragama ini harus diterapkan seluruh pemeluk agama yang ada di Indonesia tanpa terkecuali di Padang Sidempuan ini.
“Sulit rasanya moderasi agama diterapkan hanya oleh satu agama saja seperti Islam tetapi seluruh pemeluk agama yang wajib menerapkan moderasi beragama. Ini adalah menjadi bagian dari menjaga keutuhan NKRI dari konflik dan pertikaian yang justru dapat memecah belah bangsa ini. Kalau menjaga persatuan hukumnya wajib, maka menerapkan dan memperkuat moderasi beragama juga hukumnya wajib,” ujarnya.
Dr Nispul Khoiri M.Ag, menambahkan moderasi beragama bukanlah hal yang absurd yang tidak bisa diukur, keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dilihat dari tinggi empat indikator yang saling bertautan yakni: Komitmen kebangsaan, toleransi menghormati perbedaan, menolak anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.
Karena itu, tegasnya, muatan pesan keagamaan dalam moderasi beragama itu adalah memajukan kehidupan umat beragama, menjunjung keadaban mulia, menghormati harkat martabat manusia , memperkuat nilai moderat, menghargai kemajemukan dan mentaati komitmen berbangsa.
Dr Nispul Khoiri M.Ag, menambahkan ekosistem moderasi beragama harus diperkuat, salah satu ekosistem dimaksud adalah dakwah. Melalui dakwah penyampaian moderasi beragama akan semakin efektif. Dakwah harus dijadikan sebagai metodologi moderasi beragama, media moderasi beragama dan moderasi beragama harus menjadi materi dakwah itu sendiri.
“Ini menjadi tantangan sekaligus kebutuhan bagi elit – elit agama seperti Kyai, dai, ustadz, mubaligh dan lainya untuk menyampaikan moderasi beragama itu ke tengah masyarakat yang majemuk,” demikian Dr Nispul Khoiri.
Kegiatan Seminar Ilmiah ini dihadiri Ketua Prodi Komunikasi Islam Dr M. Rafiq, MA, sebagian dosen Pascasarjana dan mahasiswa Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan. (m19)