MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Tuahman Purba dan tokoh masyarakat Parlindungan Purba bersama mengaku prihatin dengan laporan sejumlah warga di kawasan Perumahan Simalingkar, Medan Tuntungan, yang mengeluhkan air keruh (butek) di rumah mereka.
“Kita tentu saja prihatin air yang digunakan warga sehari-hari nampak butek dan tidak layak dikonsumsi,” kata Tuahman kepada wartawan.
Dia mengatakan hal itu usai bersama tokoh masyarakat Parlindungan Purba yang juga bacaleg DPD RI, Dirut Perumda Tirtanadi Kabir Bedi diwakili Kepala Sekretaris Perusahaan (Sekper) Tengku Dicky Anggara, Kacab Padang Bulan Hamdan Harahap dan jajaran meninjau langsung sumur bor yang berada di Jalan Nilam, Perumahan Simalingkar, Medan Tuntungan, Sabtu (14/10) pekan lalu.
Salah seorang warga Jalan Nilam, Rogade Sembiring mengeluhkan kondisi air yang dikonsumsinya tampak ada gelembung, terlihat butek dan warnanya terkesan keruh.
“Ini sudah lama pak kami pakai air butek ini yang sumbernya berasal dari sumur bor yang berada di depan rumah saya,” kata Rogade, didampingi warga lainnya dari Jl Nilam 5 dan 7, yakni Andensius Ginting dan Pelindo Sihombing.
Menurut Rogade, warga di sana enggan memanfaatkan air sumur bor untuk mandi, dan minum karena warnanya yang terlihat berbeda. “Warga terpaksa pake mesin pompa DAB untuk menjernihkannya,” kata mantan pensiunan PNS ini.
Senada diutarakan Andensius Ginting dan Pelindo Sihombing yang menduga kondisi air butek terjadi karena proses pengolahan air backwash yang tidak maksimal dan limpahan air yang terbuang setelah digunakan ke areal lain atau tempat penampungan.
Pihaknya berharap backwash perlu secara kontinue dilakukan untuk lebih membersihkan media filter dari kotoran-kotoran yang tersaring dalam air baku.
Selain itu, warga Jalan Nilam tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Anggota DPRD Sumut Tuahman Purba dan tokoh masyarakat Parlindungan Purba yang turun langsung mendengarkan keluhan warga terkait pelayanan air bersih.
Mohon Maaf
Menyikapi hal itu, Kepala Sekretaris Perusahaan Tengku Dicky Anggara berterimakasih kepada kedua wakil rakyat itu, dan menyampaikan permohonan maaf atas keadaan tidak menyenangkan yang dialami warga Simalingkar.
Dia menyebut, kondisi air yang terlihat butek diperkirakan terjadi karena proses penyaringan yang tidak maksimal.
“Kami mohon maaf, ini masukan buat kami kedepannya kami akan lebih teliti lagi memperhatikan kondisi dan pelayanan sumur bor yang ada di Perumnas Simalingkar, ” katanya.
Dicky juga meminta doa kepada masyarakat Simalingkar agar SPAM Johor yang saat ini sedang dalam proses pembangunan cepat selesai pembangunannya. “Bila nanti SPAM Johor sudah beroperasi dan airnya mengalir ke wilayah Simalingkar pelan-pelan sumur bor yang ada saat ini kita tutup secara bertahap,” imbuhnya.
SPAM Johor yang peletakan batu pertamanya dilakukan di Kecamatan Medan Johor Selasa 4 April 2023 lalu itu, memiliki kapasitas 400 liter/detik yang nantinya akan didistribusikan ke daerah Pancur Batu, Medan Selayang, Medan Johor dan daerah Simalingkar sekitarnya.
Dicky berharap sesuai komitmen perusahaan yang terus meningkatkan kualitas pelayanan, kehadiran SPAM itu dapat mengatasi kekurangan pasokan air bersih.
Terhadap upaya yang dilakukan Perumda Tirtanadi, anggota DPRD Sumut Tuahman Purba yang juga bacaleg DPRD Sumut Dapil II dari Partai NasDem, menyampaikan apresiasinya.
“Saat ini, kita dihadapkan pada debit air dan kehilangan air, sehingga menggangu distribusi air ke masyarakat. Kita berharap Perumda Tirtanadi bergerak cepat mengantisipasi, dan mengatasi agar pada akhirnya air dapat dikonsumsi dan tidak mengganggu kesehatan,” pungkas Tuahman. (cpb)