MEDAN (Waspada): Pembatas jalan di Karya Wisata Gedung Johor, dipertanyakan warga setempat kepentinganya untuk siapa.
Pasalnya, warga Gedung Johor dan Pangkalan Masyhur harus melewati, Jalan Karya Jaya atau Karya Wisata serasa terisolasi akibat adanya pembatas jalan satu arah . Sehingga warga merasa jarak tempuh menuju ke tempat bekerja semakin jauh.
Rima, warga Gedung Johor, Kamis (8/12) menyebutkan, akibat pembatasan itu jikalau sudah sampai di rumah berpikir untuk dua kali untuk keluar rumah, karena kemacetan jalan Karya Wisata akibat bangunan pembatas jalan.
“Akibat pembatasan itu, dari Karya Wisata menuju jalan Utama AH Nasution, membutuhkan waktu 60-90 menit, jika dalam kondisi waktu-waktu padat. Sebelum adanya pembatas jalan jarak tempuh untuk keluar menuju Jamin Ginting, hanya butuh 10-20 menit saja tetapi sekarang ini luar biasa kepadatan jalan karena akses satu-satunya hanya Karya Wisata,”ungkap Rina Sitompul warga setempat.
Susahnya lagi, sambung dia, jika ingin belanja ke Swalayan Diamond, terpaksa harus menempuh lampu merah untuk puter balik dan butuh waktu 60 menit sampai ke rumah, yang biasanya hanya 20 menit.
“Entah apa guna pembatas jalan yang dibangun Pemerintah Kota Medan ini, mungkin, sudah tidak tau mau dikemanakan anggaran belanja sehingga urusan remeh temeh dengan membangun jalan di daerah Medan Johor tidak perlu mempertimbangkan akses perekenomian rakyat. Salah satu kebijakan yang tidak bisa membahagian rakyat untuk apa? ungkap Rina Sitompul warga Medan Johor dengan kesal.
Bukan hanya Rina Sitompul yang mengeluhkan adanya pembatas jalan ini. Para pedagang di sisi badan jalan, juga mengeluhkan adanya pembatasan jalan. Sebab berdampak pada penjualan.
“Ya, akibat pembatasan jalan ini, pembeli menurun tajam. Bagaimana mau belanja, mau parkirpun sulit,”keluh pedagang aneka makanan.(m22)
Waspada/ist
Akibat pembatas jalan,kini Karya Wisata jadi macat.
