
MEDAN (Waspada): Universitas Sari Mutiara Indonesia menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Sumatera Utara yang mulai mengoperasikan alat penakar hujan. Alat penakar hujan ini ditempatkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Sampali Medan dan diresmikan pengoperasiannya dalam suatu acara di Kampus USM Indonesia Jl. Kapten Muslim, Medan, Kamis (12/12). Kepala Stasiun Klimatologi Sampali Medan, Wahyudin, SP, M.I.Kom mengatakan, ada 260 titik alat penakar hujan yang dipasang di wilayah Sumatera Utara. “Dan, USM Indonesia merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Sumatera Utara yang menjadi lokasi penempatan alat penakar hujan,” ujarnya. Wahyudin menjelaskan, alat ini berfungsi untuk mengukur curah hujan dan dilaporkan setiap hari pukul 07:00 ke aplikasi BMKG sehingga menjadi data harian. Data ini bisa diakses di seluruh Indonesia bahkan di tingkat internasional. Sementara itu, Rektor USM Indonesia Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, MKes menyampaikan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan BMKG melalui Stasiun Klimatologi Sampali untuk menempatkan alat penakar hujan di kampus perguruan tinggi tersebut. Dr. Ivan menegaskan, USM Indonesia terus berkontribusi kepada bangsa dan negara Indonesia, khususnya masyarakat Sumatera Utara terutama dalam hal penanganan bencana dan kesehatan. Keberadaan alat penakar hujan tersebut menghasilkan data iklim yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penelitian di bidang pertanian dan kesehatan. Sehingga segala dampaknya terhadap sektor perekonomian dapat diantisipasi. “Inilah salah satu keistimewaan USM Indonesia sebagai universitas yang unggul, berkarakter dan berdaya saing global pada 2038,” ujarnya. Sedangkan Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Lingkungan Hidup USM Indonesia Dr. S. Otniel Ketaren, MSi mengatakan, pemasangan alat penakar hujan tersebut merupakan salah satu bentuk kerjasama antara USM Indonesia dengan BMKG. Memorandum of Understanding (MoU) sudah ditandatangani di Jakarta beberapa hari yang lalu dan segera dilanjutkan dengan perjanjian kerjasama. “Yang dilaporkan alat penakar hujan ini adalah curah hujan, jumlah hari hujan dan kelembaban,” ujar Otniel didampingi Kepala Kantor Humas dan Marketing Dewi R. Bancin, SST, MKM. Pada 17 Desember nanti, kata Otniel, USM Indonesia akan melaksanakan kegiatan di lokasi bencana longsor Desa Sembahe dan Desa Tambunen, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi kesiapsiagaan bencana di Daerah Aliran Sungai (DAS) Betimus. Turut hadir dalam acara tersebut seluruh Wakil Rektor, Dekan dan staf pengajar USM Indonesia.(m09)
Waspada/ist
Kepala Stasiun Klimatologi Sampali Medan, Wahyudin, SP, M.I.Kom dan Rektor USM Indonesia Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, MKes diabadikan bersama Wakil Rektor, Dekan dan staf pengajar USM Indonesia saat peresmian pengoperasian alat penakar hujan.