MEDAN (Waspada): Universitas Sari Mutiara (USM)Indonesia sudah menjadi kampus percontohan di tingkat nasional. Hal ini membuktikan keseriusan Yayasan Sari Mutiara dalam mengelola perguruan tinggi tersebut. Demikian dikatakan Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Sumut
Prof. Dr. H. Bahdin Nur Tanjung, MM pada acara capping day dan pengukuhan 156 mahasiswa/i Fakultas Pendidikan Vokasi USM Indonesia tahun akademik 2023/2024, Jumat (3/5).
Dalam acara yang digelar di Hall Ing Washington Purba Jl. Kapten Muslim No. 79 Medan tersebut, para mahasiswa/i semester II dipasangkan cap dan disematkan bunga.
Prof. Bahdin mengapresiasi peran penting dan kerja keras dari yayasan, rektor, dekan dan ketua program studi USM Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di tanah air.
“Lulusan dari Pendidikan Vokasi Kesehatan di USM Indonesia sangat dibutuhkan. Karena itu, diharapkan setelah tamat kuliah, mereka dapat segera bekerja,” ujarnya.
Menurut Prof. Bahdin, capping day dan pengukuhan dilakukan setelah para mahasiswa/i memenuhi kriteria akademik, etika dan berbagai penilaian.
Mahasiswa/i pendidikan vokasi USM Indonesia, kini sudah dapat memulai suasana baru pada lingkungan masyarakat kesehatan Indonesia.
Prof. Bahdin menyampaikan terimakasih karena orangtua telah memberi kesempatan pada anak-anak menjadi mahasiswa/i di USM Indonesia.
“Di sini lengkap. Ada diploma, sarjana hingga program studi magister. Ke depan, akan ada program doktoral. Kami bangga dengan USM Indonesia. Kami mendukung pengembangan kampus untuk memberikan yang terbaik pada putera/puteri Indonesia,” katanya.
Sangat Diminati
Ketua Yayasan Sari Mutiara Dr. Parlindungan Purba, MM mengatakan, alumni pendidikan vokasi USM Indonesia sangat diminati, karena banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Diantaranya di rumah sakit, laboratorium kesehatan, klinik kesehatan, distributor alat-alat kesehatan, pabrik obat dan apotek.
Parlindungan meminta peserta capping day agar terus mempersiapkan diri dengan baik selama menjadi mahasiswa di USM Indonesia.
Dekan Fakultas Pendidikan Vokasi USM Indonesia Elsarika Damanik MKes PhD mengatakan, peserta capping day dan pengukuhan terdiri 20 orang dari D3 Keperawatan, 15 orang dari D3 Kebidanan, 13 orang dari D3 Analisa Farmasi dan Makanan, 66 orang dari D3 Teknologi Laboratorium Medis dan 42 orang D3 Teknologi Elektro Medis.
Dekan juga meminta mahasiswa untuk dapat meraih prestasi selama kuliah di USM Indonesia hingga tamat dalam lima semester ke depan. “Tetap belajar dengan baik agar dapat kompeten dan menjadi petugas kesehatan yang trampil,” kata Elsarika.
Tokoh kesehatan
Pada kesempatan itu, dipaparkan tentang sejarah tokoh kesehatan dunia Florence Nightingale dan tokoh kesehatan Sumut yang juga Pendiri USM Indonesia Bidan Sauria Sitanggang.
Awalnya, Bidan Sauria Sitanggang bersama suami tercinta Drs. Washington Purba mendirikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Sitanggang Purba dan berganti menjadi SPK Sari Mutiara.
Kemudian, SPK itu berkembang menjadi Akademi Keperawatan (Akper) Sari Mutiara, Akademi Analis Kesehatan (AAK) Sari Mutiara, Akademi Gizi (Akzi) Sari Mutiara, Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Sari Mutiara serta Akademi Analisa Farmasi dan Makanan (Akafarma).
Setelah itu, banyak kemajuan yang dicapai sehingga menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mutiara Indonesia. Dan, saat ini menjadi Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Sedangkan Florence Nightingale adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Dia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang di Semenanjung Krimea, Rusia.(m09/A)

Waspada/ist
Ketua Yayasan Sari Mutiara Dr. Parlindungan Purba, MM foto bersama mahasiswa/i pada acara capping day.