MEDAN (Waspada): Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (Unimed) membatu kelompok tani Desa Padang Parsadaan, Kec. Pangaribuan Kab. Tapanuli Utara bagaimana cara meningkatkan produksi pengolahan buah aren.
Tim PKM Unimed diketuai Dr. Ir. Batumahadi Siregar, ST, MT, IPM dengan anggota Drs. Robert Silaban, MPd, Dr. Ir. Erma Yulia, MT dan Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si. Kegiatan ini juga menyertakan mahasiswa yaitu; Donny Manik, Alfredo Nababan, dan Victor Crespo Duari Ambarita dan narasumber bidang rekayasa industri Ir. Agus Noviar Putra,
ST, MT.
Kegiatan PKM Unimed mendapat dukungan dari Ketua Kelompok Tani Perjuangan, Darno Sinaga dan Kepala Desa Padang Parsadaan, Sostenes Harahap, SH serta mendapatkan izin dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimed Prof. Dr. Baharuddin, ST, MPd.
Dr. Ir. Batumahadi Siregar, ST, MT, IPM mengatakan, dalam kegiatan itu yang berlangsung 29 Juli 2023 itu, tim mengenalkan hasil karya inovasi mahasiswa berupa Alat Teknologi Tepat Guna (TTG). Alat tersebut mampu mengupas kulit buah aren 50 kg per jam.
” Alat ini tentu sangat membantu petani meningkatkan produksi pengolahan buah aren menjadi kolang kaling,” katanya. Kegiatan ini tentunya di awali dari permasalahan yang dihadapi kelompok tani di Desa Padang Parsadaan yang secara umum masih menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian.
Dari hasil observasi awal dan pengakuan dari Ketua Kelompok Tani Perjuangan, Darno Sinaga bahwa mengolah buah aren menjadi kolang kaling terdiri dari beberapa tahapan yaitu pemilihan buah yang baik, perebusan, pengupasan kulit buah aren, pemipihan, perendaman, dan pengemasan sebelum pemasaran.
Dr. Ir. Batumahadi Siregar, ST, MT, IPM mengatakan, kendala atau masalah yang dihadapi hampir semua kelompok tani yang ada di Desa Padang Parsadaan adalah pengupasan kulit buah aren dan pemipihan.
Pengupasan kulit buah aren yang selama ini masih dilakukan secara manual dengan mencungkil menggunakan alat pencungkil dan membutuhkan tenaga manusia yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pada waktu-waktu tertentu, demikian pula dengan pemipihan
atau bahasa setempat mengatakan penggepengan ini juga dilakukan dengan menghentakkan antara dua bilah kayu.
Kelompok tani pengolahan buah aren berupa kolang kaling yang ada di Desa Padang Parsadaan Kec. Pangaribuan Kab. Tapanuli Utara yang berjumlah 9 (sembilan) kelompok tani yang dikala hari-hari besar seperti menjelang hari raya Idul Fitri dalam satu bulan kelompok tani di Desa Padang Parsadaan dapat mengolah buah aren menjadi kolang kaling
mencapai 3-4 ton yang dipasarkan ke kota-kota besar seperti Kota Medan, Kota Pekanbaru, Kota Padang, dan bahkan sampai ke Kota Jakarta.
Untuk itu, katanya, alat pengupas buah aren karya mahasiswa Unimed sangat membantu petani. Untuk pengoperasian dan perawatan alat, tim memberikan pelatihan kepada petani. Tim juga melakukan Focus Group
Discussion (FGD) berupa diskusi meminta masukan dan tanggapan dari berbagai pihak, yaitu ketua-ketua kelompok tani, masyarakat pengguna langsung, dan Perangkat Desa dalam bentuk wawancara dan pengisian instrumen uji keberfungsian dan kelayakan alat serta kebermanfaatan inovasi bagi masyarakat.
Disimpulkan dari hasil FGD bahwa karya Inovasi mahasiswa sangat bermanfaat. Pengakuan itu dituliskan dalam bentuk Surat Keterangan dari kepala Desa. Petani juga memberikan respon positif bahwa alat yang dimaksudkan “Sesuai” dengan apa yang diharapkan, dan dari penilaian instrumen disimpulkan bahwa alat tersebut “Layak”
untuk dikembangkan.
“Tantangan ke depan, yang diperoleh dari masyarakat dan kepala Desa Padang Parsadaan adalah masih dibutuhkannya alat atau inovasi berupa alat memipih buah kolang kaling dan teknologi pengolahan hasil panen jagung berupa alat pengupas sekaligus pemipil Jagung dan teknologi pengeringan jagung,” kata ketua PKM. (m19)
Waspada/Ist
Tim PKM Dosen Unimed menyerahkan alat pengupas kulit buah aren kepada petani.