MEDAN (Waspada): Tim peneliti dari Perguruan Tinggi Universitas Deli Sumatera (UNDS) dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) sukses mengembangkan kawasan Ekowisata Edu-E-Prenuer Belerang Kampung Paringgonan Desa Situmba Julu, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Proyek ini merupakan proposal Matching Fund Kedaireka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Dikti. Demikian keterangan yang disampaikan Ahmad Rizki Harahap, S.Pd,.M.Si selaku ketum Tim Peneliti yang juga Dosen UNDS kepada wartawan di Medan, Selasa (27/12).
Turut mendampingi anggota tim lainnya yakni Prof. Dr. Ir. Tri Martial, MP(UISU), Dr. Saiful Batubara, M.Pd (UISU), Drs. Sularno, M.P (UISU), Ir. Ernita, M.M (UNDS) dan Tengku Hasan Basri, SE., M.S (UNDS).
Dikatakan Ahmad Rizki pelaksanaan kegiatan itu merupakan implementasi dari proposal matching fund senilai Rp385.238.000. “Alhamdulillah pekan lalu semua kegiatan sudah kita laksanakan sesuai dengan usulan prosposal yang disetujui kementrian,”ujarnya. Pihaknya kini tengah mempersiapkan luaran dan laporan pertanggungjawab sebagai bagian akhir dari pelaksanaan kegiatan.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Tri Martial menjelaskan ide kegiatan itu didasarkan pada fakta bahwa daerah Sipirok khususnya Desa Situmba Julu mempunyai potensi pariwisata yang luar biasa seperti kawah belerang, tempat pemandian air panas, serta lokasi berkemah (camping ground).
Selain itu Lokasi ekowisata ini adalah zona pemanfaatan yang berbatasan langsung dengan hutan lindung (Register 40). Namun sampai saat ini kegiatan pariwisata hanya sebagai persinggahan sementara (transit) dan belum berkembang.
“Permasalahan utama adalah manajemen pengelolaan ekowisata yang cenderung apa adanya, akibatnya potensi ekowisata tersebut kurang diminati oleh masyarakat,”ujarnya.
Selain itu, lanjut Prof. Tri Martial bahwa selama ini pengelolaan kurang memperhatikan keberlanjutan sistem ekologis, dimana ketiadaan pembangunan sarana dan prasarana fisik. “Sedangkan persoalan lain adalah tidak terdapat unsur pendukung, seperti pemandu wisata, pusat wirausaha, serta tidak ada promosi yang menunjukkan keunggulan ekowisata,”jelasnya.
Dari permasalahan tersebut, para peneliti UNDS dan UISU menawarkan konsep pembangunan ekowisata berkelanjutan yang memenuhi standar ekologis, ekonomis dan kelembagaan lokal, serta mengintegrasikan sistem dalam website dan sosial media untuk memperkenalkan kepada khalayak luas, khususnya lembaga-lembaga pendidikan sebagai sumber belajar sehingga ekowisata ini dinamai dengan ekowisata Edu-E-Preneur Balerang Paringgonan.
Ditambahkan Prof. Tri yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian UISU bahwa timnya sudah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan sejak Agustus lalu, yang dilanjutkan dengan pendidikan dan pelatihan di bulan September, Pendampingan tersetruktur dan integrasi pengelolaan. “Sekarang kita sedang mempersiapkan luaran dan laporan pertanggungjawaban,”katanya.
Dalam kegiatan itu, jelasnya, Tim Peneliti melibatkan pemerintah Desa Situma Julu serta kelompok-kelompok masyarakat yang ada. “Kita sudah melakukan pelatihan, pendampingan dalam rangka mempersiapkan SDM guna pengelolaan objek wisata ke depannya,”ucap Prof. Tri. Meski sudah selesai melaksanakan program, pihaknya tetap akan melakukan pendampingan hingga 3 bulan ke depan.
Harapannya, setelah itu masyarakat mampu secara mandiri melakukan pengelolaan kawasan Ekowisata Edu-E-Prenuer Balerang. Disisi lain, pihaknya juga berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian terkait kondisi sarana dan prasarana fisik, khususnya infrastruktur menuju lokasi serta penambahan fasilitas yang yang ada di lokasi wisata. (m19)
Waspada/Ist
Tim Peneliti UNDS dan UISU sedang melakukan penanaman pohon dalam rangka pengayaan jenis tanaman mendorong sistem Ekowisata Edu-E-Prenuer Belerang Kampung Paringgonan Desa Situmba Julu Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan