MEDAN (Waspada): Tim Pengabdian Masyarakat(Abdimas) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Sumatera Utara(FEB USU), mengajarkan optimalisasi produk pada pelaku usaha di Jalan Protokol Desa Bengkel, Dusun IV Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai berlangsung beberapa kali sedangkan puncaknya pada 8 September.
Kegiatan dengan Ketua Tim Munawarah, S,E., M.Si bersama
Anggota tim, Yuni Lestari br. Sitepu, S.E., M.Si, Dr. Tetty Yuliaty, S.E., M.Si dibantu mahasiswa FEB USU. Menurut Ketua Tim Munawarah, S,E., M.Si,Senin (11/9)
Menurut Ketua Tim Munawarah SE,MSi, kegiatan bermitra dengan Kelompok Pengrajin Purun Desa Bengkel. Diketuai Salasiah yang telah berkecimpung 50 tahun dalam usaha anyaman purun. Saat acara hadir, Kepala Desa diwakili Witri Ningsih.
Kata Munawarah, motif kegiatan adanya kelompok pengrajin Desa Bengkel yang masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan memipihkan tanaman purun di jalan raya yang dilintasi kendaraan berat, tentunya memiliki resiko besar terhadap keselamatan pengrajin karena sering terjadi kecelakaan yang tidak terduga.
Hal ini menjadi perhatian besar tim agar kiranya masyarakat dapat terbantu dengan adanya mesin pemipih tersebut.
Kelompok pengrajin purun tidak melakukan pencatatan aktivitas secara finansial.
Dampak tidak dilakukannya pencatatan ini menyebabkan tidak adanya informasi yang handal yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, seperti menentukan harga jual dan mengefisienkan biaya, dan sulit untuk memprediksi dan melakukan analisis break event point serta menentukan real profit yang diperoleh mitra.
Menurutnya, masyarakat hanya melakukan estimasi terhadap modal produksi yang digunakan, tanpa adanya perhitungan rigid. Dengan melakukan pencatatan dapat membedakan antara keuntungan usaha dan keuangan rumah tangga.
Selain itu, tidak adanya pencatatan laporan keuangan berdampak pada sulitnya pengrajin purun dalam memperoleh modal usaha.
“Pemasaran produk juga masih sangat terbatas karena dipasarkan secara manual akibat minimnya kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk mendongkrak penjualan,” ungkapnya.
Untuk itu sambung Munawarah, S,E., M.Si, Tim Abdimas memberikan bantuan penambahan aset usaha untuk mendukung proses produksi anyaman purun yaitu mesin pemipih (pengepres) purun. Dengan penambahan alat ini diharapkan produksi anyaman purun semakin meningkat.
“Tim juga memberikan rangkaian paket pewarna, untuk menghasilkan produk anyaman yang lebih cantik dan menarik. Selain itu kedepannya semakin banyak diversifikasi produk yang dihasilkan tidak hanya tikar, namun juga topi, sendal, dompet dan lainnya,” ucapnya.
Selain itu, Tim juga memberikan pelatihan dan pendampingan pencatatan keuangan yang sederhana dan mudah dipahami terutama dalam hal pengimplementasian unit cost melalui pendekatan Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok produksi kerajinan anyaman purun.
Kelompok pengrajin juga akan dibekali teknik pemasaran dengan memanfaatkan teknologi misalnya dibuatkan platform e-commerce contohnya Shoppe, Lazada, dan lain-lain.
Menurutnya, konsep digitalisasi ini sejalan dengan 8 tujuan SDGs yaitu Desa literasi digital yang fokus untuk mengurangi kesenjangan arus informasi yang terjadi di desa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam kegiatan perekonomian.
Dari solusi yang ditawarkan tim pelaksana, mitra diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya alam untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi, dan memahami e-commerce sebagai media pemasaran. (m22)
Waspadal/ist
Tim Pengabdian Masyarakat FEB USU bersama warga yang ikut kegiatan.