MEDAN (Waspada): Sentuhan pure humanis dinilai akan mendorong citra Polri dalam menjalankan tugasnya. Sentuhan tersebut jika dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan akan menepis berbagai citra negatif yang muncul.
Hal itu dikatakan dosen Fisipol Universitas Medan Area (UMA) Dr Dedi Sahputra, MA di Medan, Ahad (23/2). “Sentuhan pure humanis ini adalah sentuhan dalam menjalan tugas yang muncul dari dalam hati. Semua orang pada hakikatnya memiliki sentuhan ini,” ujar Dr Dedi.
Institusi Polri menurutnya, memiliki potensi besar dalam menjalankan sentuhan ini di tengah masyarakat. “Saya melihat di dalam tubuh Polri tidak sedikit personil dari mulai pangkat terendah sampai yang tinggi yang memiliki kecenderungan untuk melakukan sentuhan ini,” ujarnya.
Dia memberi apresiasi atas apa yang dilakukan oleh Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto yang memberikan sentuhan dengan mengunjungi bocah korban kekerasan. “Sentuhan pure humanis ini memiliki beberapa turunan yang jika konsisten dilakukan maka akan menciptakan sebuah organisasi yang kuat karena besarnya dukungan khalayak,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto bersama Ketua Bhayangkari Sumut dan pejabat utama Polda Sumut menjenguk NN, bocah korban kekerasan yang sebelumnya viral akibat dugaan penganiayaan oleh keluarganya di Nias Selatan.
Kunjungan yang berlangsung di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan ini merupakan bentuk kepedulian Polda Sumut terhadap korban kekerasan anak sekaligus memastikan kondisi dan proses pemulihan NN berjalan dengan baik.
Dalam kunjungannya, Kapolda Sumut berdialog langsung dengan NN dan keluarganya, memastikan bahwa bocah 10 tahun tersebut mendapatkan perawatan medis yang optimal.
Selain itu, Kapolda juga menegaskan bahwa kasus ini telah ditangani dengan serius oleh pihak kepolisian. “Kami memastikan korban mendapatkan pengobatan terbaik dan perlindungan penuh. Anak-anak adalah masa depan bangsa, dan tidak boleh ada ruang bagi kekerasan terhadap mereka,” ujar Irjen Pol. Whisnu.
Sebelumnya, Kapolda Sumut telah mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi NN dari Nias Selatan ke Medan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pada Rabu (12/2), NN diterbangkan dari Nias menuju Bandara Kualanamu, Deli Serdang, dengan pengawalan kepolisian.
Setibanya di Medan, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan pemeriksaan medis secara menyeluruh.
Di sisi lain, Ketua Bhayangkari Sumut beserta pengurus turut memberikan dukungan moral kepada NN. Mereka menyerahkan bantuan berupa kebutuhan dasar dan keperluan medis guna membantu pemulihan korban serta mainan boneka untuk menghibur bocah tersebut.
Kehadiran Bhayangkari diharapkan dapat memberikan kenyamanan serta semangat bagi NN dalam proses penyembuhannya. Kunjungan ini menjadi bukti nyata kepedulian Polda Sumut terhadap perlindungan anak dan penegakan hukum bagi korban kekerasan.
Kapolda Sumut juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak ragu melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak berwajib. “Anak-anak harus tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Mari kita bersama-sama menjaga mereka agar terbebas dari segala bentuk kekerasan,” katanya.
Pure Humanisme
Pure humanisme dapat diartikan suatu perilaku yang murni dari rasa kemanusiaan. Humanisme sendiri sesungguhnya memiliki akar makna yang lebih kompleks karena merupakan salah satu pembahasan dalam cabang filsafat.
Dalam pandangan psikologi humanistik, ada beberapa pandangan yang ditampilkan; Pertana, subjek utama adalah manusia (person) seutuhnya atau memahami manusia sebagai suatu totalitas. Karenanya manusia dipandang sebagai mahluk yang tidak dapat direduksi, baik ke dalam formula behaviorisme ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis.
Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
Kedua, peduli terhadap riwayat hidup seseorang; berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
Ketiga, mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
Keempat, kreativitas manusia diberi tempat utama karena merupakan wujud dari ekspresi diri manusia. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
Kelima, psikologi humanistik sering diterapkan dalam psikoterapi karena tujuan psikoterapi adalah pemahaman diri sendiri.(m05)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.