Kepala SDN 060421 Lamria Theresia Sianipar, S.Pd, M.Pd mengedukasi siswa-siswinya dalam mengelola sampah organik menjadi Eco Enzyme di halaman sekolah, pekan lalu.
MEDAN (Waspada): Sampah dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, sebaliknya sampah akan memberikan manfaat jika dikelola dengan semestinya. Maka diperlukan penanganan dan kesadaran untuk mengelolanya.
Sebagai implementasi Gerakan PBLHS (Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah), Kepala SDN 060421 Lamria Theresia Sianipar, S.Pd, M.Pd mengedukasi siswa-siswinya dalam mengelola sampah organik menjadi Eco Enzyme di halaman sekolah tersebut di Jl. Beringin VI, Kecamatan Helvetia, Kota Medan, pekan lalu.
“Sampah organik yang ada di rumah maupun di sekolah ternyata memiliki banyak manfaat apabila diolah dengan cara yang tepat. Selain menjadi pupuk kompos, sisa sampah organik bisa dibuat jadi eco enzyme. Eco enzyme ini nantinya dapat berguna sebagai bahan untuk cairan pembersih rumah serbaguna, mulai dari membersihkan furnitur, piring, pakaian, hingga penyegar udara alami,” ungkap Lamria Theresia Sianipar.

Menurut Lamria cairan yang dihasilkan dari hasil fermentasi sampah organik ini menjadi solusi dalam mengurangi timbulan sampah di sekolah.
“Eco enzyme ini sangat ramah lingkungan juga mudah dibuat dan digunakan. Pembuatan eco enzyme hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik.
Karena alami dan bebas dari campuran zat kimia, eco enzyme mudah terurai serta tidak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan. Bahkan kandungan probiotik dalam eco enzyme disebut-sebut bermanfaat untuk kesehatan kulit, ujar Lamria Theresia.
Di samping banyak digunakan untuk cairan pembersih serbaguna, eco enzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman, pestisida alami, hingga membersihkan air yang tercemar.
Dalam pelatihan ini kata Lamria, dirinya melakukan praktek bersama siswa dengan bahan organik kulit buah-buahan. Kulit buah dipotong-potong dimasukkan ke dalam cairan dari bahan gula aren. Cairan tersebut lalu disimpan dalam wadah plastik dan didiamkan selama 3 bulan sebelum dimanfaatkan. Untuk bahan organiknya harus segar, tidak boleh yang busuk. Karena kalau busuk, pengolahannya dijadikan kompos.
Pelatihan eco enzyme ini selain bertujuan membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah, juga bagian dari inovasi sekolah dalam persiapan menuju Sekolah Adiwiyata Kota Medan 2023,” pungkasnya. (rel)