Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Save Sumut, Dorong Kemajuan Pembangunan Sumut

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Wadah perkumpulan Save Sumut, menggelar halal bi halal di Medan Club, Rabu (18/5) malam. Wadah yang diisi para cendekiawan dari berbagai bidang ini, bersepakat untuk mendorong kemajuan pemerintahan Sumatera Utara.

“Wadah ini sebenarnya sangat sederhana, diawali dari grup WA namanya Save Sumut. Save Sumut bukan sekadar asal diasah. Tetapi, ada harapan dari buah pikiran para anggota yang bisa dijadikan masukan bagi pemerintahan Provinsi Sumatera Utara,” kata Hj. Dewi Budiati Teruna Jasa Said, di sela acara halal bi halal.

Para anggota Save Sumut yang hadir dalam halal bi halal antara lain, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, Mayjen TNI Purn Muhammad Hasyim, Akademisi Prof Hasyim Purba dan Awaluddin Tayeb, Anggota DPRD Sumut H Subandi, Mantan Direktur PDAM Tirtanadi Heri Batang Hari, praktisi Shohibul Anshor Siregar dan Jaya Arjuna, Kepala BPDAS Sumut.

“Saya bersyukur pada Allah, Save Sumut ini diisi oleh para cendekiawan yang selalu bisa diajak komunikasi. Ada aktivis, mantan jenderal, mantan menteri, praktisi. Dan, satu hal yang menjadi anugerah, lewat Save Sumut ini harus juga bisa jadi lahan pengabdian,” ujarnya.

Dengan berkumpulnya para pemikir di Save Sumut, diharapkan persoalan-persoalan yang ada di Sumut, dapat diakomodir untuk didiskusikan bersama mencari solusi mengatasi persoalan tersebut.

“Semua orang yang kumpul di sini adalah yang tahu masalah Sumut ini, masalah Sumut ini apa. Mungkin perlu satu forum untuk bisa mengakomodir apa-apa yang jadi bahan pemikiran para cendikiawan ini. Nantinya, ada banyak gagasan dari mereka yang bisa dijadikan catatan untuk disampaikan ke pemerintah Provinsi Sumut,” ujarnya.

Ia mencontohkan, hal yang menjadi perhatian dari Save Sumut, diantaranya persoalan banjir, kemiskinan. Kemudian pengembangan sektor pertanian dan peternakan. Kemudian pembangunan yang merata. Masalah UKM, ekonomi kerakyatan, serta pengembangan sektor pariwisata.

“Segala potensi orang-orang yang ada di Save Sumut, mudah-mudahan akan ada menghasilkan satu formula atau gagasan untuk bisa memajukan Sumut. Kepentingan Sumut harus kita utamakan. Pembangunan harus merata,” tegasnya.

Sementara, MS Kaban menyampaikan, orang-orang yang ada di wadah Save Sumut memilki persamaan dalam melihat masalah.
“Cuma beda peran. Tetapi walaupun ada perbedaan, kita jadikan sebagai jalan titik kebersamaan,” ujarnya.

Menurut dia, marwah Sumut bermartabat harus harus bisa berkesinambungan, konsisten dan berkelanjutan. “Melalui Save Sumut ini, perlu bersinergi, bagaimana merajut, sehingga yang tercerai tetap bisa utuh,” ucapnya.

“Yang belum tersentuh, itulah tugas kita, katakanlah banjir di Medan. Dengan Sungai Deli gak logis Medan banjir. Medan banjir berarti ada yang keliru. Tetapi, kita tidak bisa salahkan satu pihak. Karena itu, harus ada sebuah kesinambungan, konsistensi. Ini sangat penting,” ujarnya.

Ia juga memberi gagasan, Save Sumut nantinya bisa memiliki kebun aren. Bahkan, kata dia, pohon aren bisa ditanam di pinggiran Sungai Deli dan bisa diolah oleh masyarakat.

Anggota DPRD Sumut H Subandi menyampaikan sejumlah masukan terhadap pemerintahan Provinsi Sumut, seperti memajukan sektor pertanian maupun peternakan. Kemudian, membuat peraturan daerah wajib belajar 12 tahun.

“Tentang pertanian, apa konsep pak gubernur? Misalnya, kita tampil pada masa panen. Ciptakanlah seperti food estate. Soal ternak, mau menjadikan lumbung domba? Ya, siapkan lahan dan pakan ternaknya,” ujarnya.

Mantan Direktur PDAM Tirtanadi Heri Batang Hari dalam pandangannya menyampaikan, persoalan air, khususnya di Medan masih menjadi satu hal yang harus dicari solusinya demi tercukupinya kebutuhan air masyarakat.
Sedangkan, Kepala BPDAS Sumut mengatakan, siap mengambil peran terkait dengan gagasan-gagasan yang disampaikan dalam wadah Save Sumut.

Wadah Save Sumut juga turut bergabung sejumlah tokoh Sumut mulai dari profesor, mantan sekda, anggota DPRRI/DPRD, mantan anggota DPD RI, mantan Kepala Kejatisu, praktisi lingkungan, wakil rektor, serta mantan bupati dan tokoh pers.

Mereka diantaranya, Prof Dr Ir Abdul Rauf, Prof Budi Agustono, Prof Ilmi Abdulah, Prof Hasyim Purba, Prof Rahmawati, Prof Syahrin Harahap, Prof Subilhar, Prof Djohar Arifin, Prof Hasnudi, dan Prof Damayanti.

Kemudian Dr Edy Iksan, Dr Sabrina, Dr Hidayatullah, Ir Ahmad Sofyan, Ir Budi Sinulingga, Ir Husni, Ir Haris. Lalu, Ahmad Taufan Damanik, Gus Irawan Pasaribu, Parlindungan Purba, RE Nainggolan, Chairuman Harahap, Teruna Jasa Said. ()

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *