MEDAN (Waspada): Budianto Sitepu, warga Jalan Pasar Kecil, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang yang meninggal di RS Bhayangkara Medan, Kamis (26/12/2024), diketahui mengancam petugas Polrestabes Medan dengan parang dalam kondisi mabuk berat.
Kepada wartawan, Jumat (27/12/2024), Ari Julianto Simbolon, yang menjadi saksi di lokasi kejadian, menerangkan kronologis terjadinya peristiwa tersebut.
Saat itu, ujarnya, dirinya datang ke Jalan Pasar Kecil untuk mengunjungi Opungnya (kakek dan nenek) di malam Natal, Selasa (24/12/2024). “Saya datang ke rumah Opung untuk bermalam Natal, Selasa (24/12/2024), sekitar pukul 22.00 WIB. Saat tiba, saya sudah mendengar ada orang bernyanyi dari sebuah warung tuak dengan menggunakan speaker, sehingga suaranya terdengar sangat keras dan terasa mengganggu,” tuturnya.
Sekitar satu jam kemudian, Ari keluar dari rumah Opungnya untuk pulang ke rumah. Saat itulah, pamannya, Ipda Imanuel Dachi mendatangi warung tuak itu dan meminta agar pihak warung untuk mengecilkan suara lantaran kondisi sudah larut malam dan di sekitar warung tuak itu juga ada orang tua yang tinggal dan salah seorang di antaranya dalam kondisi sakit. Di warung tuak itu sendiri ada sekitarnya 7-8 orang yang tengah meminum tuak.
Tapi salah seorang yang ada di warung tuak itu, yang diketahui bernama Budianto Sitepu, tidak terima dan justru marah-marah. Bahkan Budianto Sitepu melarang Imanuel Dachi untuk mengecilkan volume suara speaker yang diketahui berjumlah enam buah tersebut.
“Bahkan Budianto Sitepu memerintahkan kepada teman-temannya yang ada di sana untuk mengumpulkan anggota. Entah apa maksud dari perkataannya itu,” jelasnya.
Ari kemudian menunjukkan rekaman video dimana Budianto Sitepu yang tengah bertelanjang dada dalam kondisi mabuk dan marah meminta teman yang ada di warung tuak untuk memanggil rekan-rekannya ke lokasi kejadian.
Namun Imanuel Dachi tidak menanggapi kemarahan Budianto Sitepu dan kemudian menghubungi rekannya sesama petugas polisi untuk datang lantaran Budianto Sitepu telah memanggil rekan-rekannya untuk hadir ke lokasi.
“Budianto Sitepu kemudian pergi dan tidak berapa lama kemudian kembali ke warung tuak bersama temannya sambil membawa parang. Di saat itu beberapa petugas polisi juga telah hadir. Karena posisi Budianto Sitepu yang tengah membawa parang dekat dengan istri Imanuel Dachi, akhirnya petugas mencoba merebut senjata tajam tersebut. Di sanalah terjadi pergumulan antara Budianto Sitepu dengan petugas. Namun petugas polisi tidak ada menggunakan senjata api,” jelasnya.
Ari kemudian melihat bahwa tubuh Budianto Sitepu terbentur ke setang sepeda motor, di sekitar bagian dada. Kemudian dia terjatuh dari atas sepeda motor dan kepalanya membentur ke aspal kasar. Petugas kemudian berhasil meringkus dan memborgol Budianto Sitepu.
“Selanjutnya dia kemudian dibawa petugas polisi. Saat itu dia masih dalam kondisi mabuk,” jelasnya.
Ari mengatakan, dirinya melihat dengan jelas bagiamana Budianto Sitepu dan rekan-rekannya bernyanyi dengan menggunakan speaker di malam yang sudah larut itu. “Apalagi speaker yang dipakai ada enam, sehingga suaranya terdengar sangat berisik dan mengganggu. Disana ada opung saya dan juga seorang kakek yang tengah sakit. Kemudian dia juga mengancam petugas dengan parang,” jelasnya. (x)
Teks
Saksi Ari Julianto Simbolon
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.