Sakhyan Asmara: Gubsu Edy Rahmayadi Silakan Jalan Terus Bangun Sumut Bermartabat

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Pengamat Kebijakan Publik Dr H Sakhyan Asmara MSP (foto) menyatakan apa yang telah dicanangkan dan dilaksanakan Gubsu Edy Rahmayadi sangat tepat. Silahkan Edy Rahmayadi melanjutkan program-peogramnya membangun Sumut Bermartabat.


“Jadi tidak perlu risau dengan orang-orang yang tidak senang dengan misi Edy Rahmayadi untuk membangun Sumut Bermartabat,” ujar Sakhyan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi PembanguanbMedan kepada wartawan, Kamis (20/1).

Dikemukakanya akhir-kahir ini masyarakat Sumut disuguhkan dengan berbagai berita miring tentang Edy Rahmayadi, seperti kasus jewer-menjewer kepada pelatih bilyar, adanya laporan dari unsur masyarakat ke KPK tentang dugaan penerimaan gratifikasi pembangunan bronjong atau tanggul penahan air sungai di Taman Edukasi Buah Cakra Deli Tua, adanya unjukrasa terkesan mensinyalir adanya keterlibatan petinggi di Pemprovsu dalam skenario sindikat mafia tanah pada penyelesaian tanah eks HGU PTPN2, sampai kepada polemik penutupan diskotik di Langkat dan tempat hiburan malam di Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

Menurut Sakhyan Asmara keseluruhan hal itu tidak bisa dilepaskan dari upaya Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi membangun Sumut Bermartabat.
Seperti diketahui, kata Sakhyan Sumut Bermartabat adalah Visi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumut bersama wakilnya Musa Rajeckshah, yang dikenal dengan visi-misi Eramas yakni Membangun Sumatera Utara Yang Maju, Aman Dan Bermartabat.

Visi itu dijabarkan oleh Edy Rahmayadi ke dalam 5 butir misinya yakni bermartabat dalam kehidupan, bermartabat dalam politik, bermartabat dalam pendidikan, bermartabat dalam pergaulan dan bermartabat dalam lingkungan.

Semua misinya itu telah dijabarkan dalam konsep operasional yang tertuang di dalam RPJMD Sumut tahun 2018-2023 yang diuraikan ke dalam Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan Sumatera Utara.

Sakhyan Asmara mengatakan bahwa misi yang dibangun Edy Rahmayadi dalam melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan di Sumatera Utara sudah sangat baik dan sangat tepat.

Sebab secara fundamental memang hal itulah yang sangat diperlukan sekarang ini. Program yang dicanangkan dan dilaksanakan Edy Rahmayadi itu ialah dalam rangka menjawab terpaan teknologi komunikasi serta desrupsi yang terjadisekarang ini,

Yakni era di mana telah terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundemental yang mengancam masyarakat tercabut dari akar budayanya dan mengubah semua sistem, tatanan dan kehidupan kepada cara-cara baru yang sesungguhnya jika tidak selektif justru bertentangan dengan nilai-nilai fundamental bangsa kita.

Hal ini mengakibatkan standar nilai bergeser dari yang tidak biasa menjadi biasa, yang aneh menjadi tidak aneh, yang tabu atau tidak pantas menjadi pantas dan sejenisnya. Nilai-nilai ini mengancam kepada rusaknya norma-norma kehidupan masyarakat kita.

Dengan kondisi seperti itu, Sakhyan yang juga tokoh masyarakat Sumatera Utara ini menjelaskan bahwa etika tidak lagi dipandang sebagai suatu pedoman untuk melihat mana baik – mana buruk, masyarakat sudah tidak mempunyai sensitifitas untuk membedakan mana yang dilarang dan mana yang boleh, bahkan saat ini timbul keberanian untuk menabrak hukum positif dan tidak takut dengan ancaman pidana.

Lebih parah lagi jelas Sakhyan ialah terbentuknya sikap moral sebagian masyarakat yang tidak lagi peduli dengan nilai-nilai agama sebagai kebenaran mutlak, dan tidak lagi timbul kekhawatiran adanya hukuman di akhirat atas perbuatan atau kesalahannya di dunia.

Oleh sebab itu menurut Sakhyan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” Medan ini, apa yang telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh Edy Rahmayadi adalah suatu yang sangat tepat.

Silakan Edy Rahmayadi melanjutkan programnya membangun Sumut Bermartabat. Tidak perlu risau dengan orang-orang yang tidak senang dengan misi Edy Rahmyadi untuk membangun Sumut Bermartabat, meskipun disisi lain secara sinis, orang yang tidak suka dengan Edy Rahmayadi sering mengatakan “apa yang sudah dibuat Edy Rahmayadi”. mana bukti fisik pembangunan yang telah dihasilkannya di Sumatera Utara”.

Mengomentari komplain masyarakat itu, Sakhyan tidakmenafikan bahwa memang saat ini secara fisik pembangunanSumatera Utara dalam 3 tahun kepemimpinan Edy Rahmayadi belum dapat dilihat wujudnya secara signifikan.

Hal itu kata Sakhyan tidak bisa juga dilepaskan dari kebijakan nasional yang mengharuskan adanya refocusing anggaran pembangunan dalam menghadapi bencana non alam pandemic covid 19 yang menerpa dunia termasuk di Sumatera Utara. Namun jelas Sakhyan, Edy Rahmayadi tidak berhenti dalam melaksanakan visi – misinya secara konsisten. Selama kepemimpinannya tiga tahun lebih para pejabat Pemprovsu yang langsung berada dibawah kepemimpinannya masih selamat dari ancaman tindakan korupsi.

Tidak seperti kepala daerah yang memiliki otoritas dan otonomi dalam menjalankan kewenangannya yang tidak amanah pasti terjebak dalam perilaku korupsi dan menanggung akibatnya sendiri seperti yang dialami oleh Walikota Tanjung Balai dan Bupati Langkat.

Menurut Sakhyan, membangun Sumut bermartabat berarti membangun mental yakni membangun karakter masyarakat dalam pelbagai aspek kehidupan masyarakat.

Membangun karakter bukan pekerjaan mudah, terlebih bagi masyarakat kita yang belakangan ini terus dilanda hantaman kerusakan mental akibat kemajuan teknologi komunikasi dan timbulnya desrupsi ditengah-tengah kehidupan masyakarat.

Itulah sebabnya pada periode pertama Presiden Jokowi mencanangkan program Revolusi Mental, meski Jokowi belum dapat dikatakan sukses dalam menjalankan program revolusi mental itu, namun setidaknya ia menyadari bahwa pembangunan karakter merupakan faktor penting sebagai fundamen atau modal utama dalam membangun negara secara fisik maupun mental.

Demikian pula halnya dengan Edy Rahmayadi. Sejak terpilih sebagai Gubernur, ia mempunyai program prioritas membangun Sumatera Utara secara bermartabat dalam kehidupan, politik, pendidikan, pergaulan, dan lingkungan.

Dengan kelima skala prioritas itu, Edy Rahmayadi menabrak siapa saja yang bermaksud untuk menghalanginya. Apalagi diimbangi dengan gaya militernya yang terbuka, blak-blakan dan apa adanya, pastilah ada yang senang dan ada yang tidak senang. Jadi tidak mengherankan jika muncul reaksi-reaksi negatif dari sebagian masyarakat dengan berbagai macam manifestasinya.

Menurut saya Gubsu Edy Rahmayadi tidak perlu risau, tidak perluresponsif lapor melapor balik, tidak perlu emosional. Santai saja, jalan terus Edy Rahmayadi sebagaimana slogan yang seringdiucapkannya : “Kalau bersih kenapa risih, ” tutup Sakhyan. (rel)

  • Bagikan