Scroll Untuk Membaca

Medan

Rektor Tak Hadir Dalam Debat, KAM Se-USU Bersama MPM Buat Pocong Simbol Matinya Demokrasi Mahasiswa

Rektor Tak Hadir Dalam Debat, KAM Se-USU Bersama MPM Buat Pocong Simbol Matinya Demokrasi Mahasiswa
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Se – USU dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ((MPM) USU menantang debat Rektor USU karena dinilai sudah mencederai demokrasi mahasiswa. Kegiatan dilakukan di Halaman Biro Rektor USU dimulai pukul 14.30 WIB, Selasa (4/4).

KAM yang terdiri dari Bhinneka, Rabbani, Perubahan, dan Erat menilai Rektor USU tidak becus dalam memimpin USU dan sesuatu yang lebih daripada itu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Rektor Tak Hadir Dalam Debat, KAM Se-USU Bersama MPM Buat Pocong Simbol Matinya Demokrasi Mahasiswa

IKLAN

Kegiatan diawali dengan orasi ilmiah dan dilanjutkan dengan pelaksanaan debat yang dibuka oleh moderator. Namun debat tidak jadi dilakukan karena Rektor USU tidak berhadir.

Acara debat diakhiri dengan menghadirkan pocong sebagai simbol matinya gerakan mahasiswa di USU. Kemudian masing-masing pimpinan KAM dimintai keterangan.

Presiden DPP KAM Rabbani USU Muhammad Amin Siregar menyayangkan keterlibatan Rektor USU terlalu jauh mencampuri internal Pemerintahan Mahasiswa dan merugikan bagi peserta Pemira USU 2022.

“Kalau ada konflik pemira, harusnya dimediasi bukan menunjuk Presma seenaknya saja. Hal ini justru merugikan dalam moril maupun materil bagi peserta Pemira USU” kata Amin.

Mewakili KAM Bhinneka USU, Joel Mahendra Tampubolon mengatakan Ketidakhadiran Rektor USU telah menunjukkan sikap Rektor USU yang tidak aspiratif dan tidak bertanggung jawab.

“Kami menyayangkan ketidakhadiran Rektor USU pada Debat Terbuka ini. Tujuan kami hadir untuk sama-sama mebicarakan Solusi melalui perdebatan pemikiran yang melahirkan Ide atau gagasan. Ide yang nantinya dirumuskan kemudian bisa menjadi dasar pengambilan keputusan bagi kami melalui Mekanisme yang berlaku di Ormawa USU dan bagi Rektor dalam peraturan Rektor. Namun kami menyayangkan, yang hadir bukan rektor sendiri. Ini menunjukkan Rektor tidak Aspiratif dan tidak bertanggung jawab,” ujar Joel.

Ketua KAM Erat FH USU, Samuel Manurung menganggap Rektor USU arogan dengan menunjuk Presma USU tanpa proses Pemira.

“Mungkin anomali-anomali terkait Demokrasi kampus yang terpampang nyata kepada mahasiswa belakangan ini semakin membakar api semangat perbaikan kita demi menuju universitas sumatera Utara yang lebih demokratis.”katanya.

Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa USU Renaldo Diaz Simbolon meminta Rektor USU untuk mengembalikan otoritas ormawa kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat menggalang dan menyampaikan asprirasi secara autentik.

“Mahasiswa punya pikiran sendiri untuk menyampaikan aspirasinya secara autentik” kata Diaz.

Ketua DPP KAM Perubahan USU Khalvin Tarigan menganggap perbuatan Rektor USU sudah kelewatan bahkan bisa menyebabkan matinya gerakan mahasiswa di USU. (cpb/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE