JAKARTA (Waspada): Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera (GWS), Pita Putih Indonesia (PPI), BPW Indonesia Vice President International Council of Women (ICW) dan UN Standing Committee International Federation of Business and Professional Women (BPW), Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd, Minggu (20/4) menyampaikan rilis Peringatan Hari Kartini 2025 bahwa RA Kartini bukan hanya pejuang emansipasi tapi berkontribusi pada pembangunan.
“Selamat memperingati Hari Kartini, sebuah momen penting dalam perjalanan perjuangan perempuan Indonesia,” ujarnya.
Disebutkan, Hari Kartini merupakan hari yang bukan hanya sekadar memperingati sosok Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan, tetapi juga sebagai pengingat atas perjuangan panjang dan kontribusi luar biasa perempuan dalam pembangunan bangsa.
Kita patut mengingat bahwa Kartini bukan satu-satunya pahlawan perempuan nasional. Indonesia saat ini memiliki total 16 pahlawan nasional, 15 lainnya diantaranya; Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Nyi Ageng Serang, Rasuna Said, Maria Walanda Maramis, Fatmawati, Roehana Koeddoes, Malahayati, Opu Daeng Risaju, Andi Depu, Ratu Kalinyamat, Siti Hartinah, Siti Walidah.
Namun demikian, RA Kartini menjadi ikon yang lebih dikenal luas, salah satunya karena warisan intelektualnya yang terdokumentasikan dalam surat-surat harian yang kemudian dibukukan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Surat-surat tersebut menyuarakan yang memfokuskan akan pentingnya emansipasi perempuan, serta perjuangan perempuan untuk mencapai kesetaraan gender. Catatan-catatan ini bahkan disimpan di museum Belanda, menjadi bukti pemikiran Kartini yang melampaui zamannya.
Lanjut Giwo Rubianto, Kartini menginspirasi gerakan perempuan Indonesia hingga kini. Dimana kita juga memiliki peringatan ‘Hari Ibu’ setiap 22 Desember sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh pejuang perempuan dan para ibu bangsa yang mengorbankan waktu, tenaga, dan jiwa mereka demi masa depan anak-anak dan bangsa.
“Hari ini, semangat “Habis Gelap Terbitlah Terang” telah terwujud dalam banyak bentuk. Perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam berbagai profesi dan bidang ilmu,” tukasnya.
Dijelaskan, berdasarkan data statistik 2024, rata-rata pelajar perempuan di Sulawesi Utara menempuh pendidikan selama 9,85 tahun, lebih tinggi dari laki-laki yang 9,7 tahun.
Di Sumatra Barat, perempuan juga lebih tinggi, yakni 9,3 tahun dibanding laki-laki 9,2 tahun. Artinya, perempuan kini tidak hanya memiliki akses pendidikan yang setara, tetapi juga menunjukkan capaian yang nyata.
Kontribusi perempuan juga sangat kuat di bidang ekonomi. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, dari 65 juta UMKM di Indonesia, sekitar 64 juta merupakan usaha mikro, dan dari jumlah itu, 60% dikelola oleh perempuan.
“Ini menunjukkan betapa perempuan menjadi tulang punggung perekonomian rakyat. Dalam sektor pendidikan, data Kemendikbudristek mencatat bahwa 70% guru di Indonesia adalah perempuan,”sebutnya.
Artinya, kata Giwo Rubianto, perempuan turut berperan besar dalam membentuk karakter dan masa depan generasi bangsa.
Namun bagaimanapun juga, perjuangan hak-hak perempuan belum selesai. Di ruang publik dan dunia kerja, masih ada pandangan yang meremehkan kemampuan perempuan.
Padahal, perempuan adalah sosok multitalenta, mampu menjalankan banyak peran sekaligus dengan profesionalisme dan ketangguhan.
Bahkan, secara psikologis dan neurologis, perempuan lebih komunikatif, data menunjukkan bahwa rata-rata perempuan menggunakan 6.000 hingga 8.000 kata per hari, sedangkan laki-laki hanya sekitar 2.000 hingga 4.000 kata.
Ini menunjukkan kekuatan komunikasi dan empati perempuan yang menjadi modal penting dalam kepemimpinan, pendidikan, dan membangun relasi sosial.
Ke depan, harapan kita untuk perempuan Indonesia adalah agar semakin berani bermimpi, mengambil peran, dan menjadi pemimpin dalam setiap lini kehidupan.
Jadilah perempuan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengeksekusi; tidak hanya bertanya, tetapi juga menjawab tantangan zaman.
Perempuan Indonesia harus terus berjalan, menembus batas-batas lama, dan menciptakan ruang-ruang baru yang setara, inklusif, dan penuh harapan. Karena masa depan bangsa ini juga ditentukan oleh langkah perempuan hari ini.
“Selamat Hari Kartini tahun 2025.Semoga semangat “Habis Gelap Terbitlah Terang” terus menerangi langkah perempuan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, adil, dan setara,” pungkasnya.(m22)