MEDAN (Waspada): Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia Sumatera Utara, menyerukan agar umat Islam berdoa dan membacakan qunut nazilah untuk Palestina.
Hal ini disampaikan Ketua PW DMI Sumut, Drs.Irhamuddin Siregar MA bersama Sekretaris Iwan Rosadi Hasibuan MSi, Rabu (11/10).
“Mari berdoa qunut nazilah untuk Palestina. Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia mengajak seluruh umat Islam untuk melaksanakan,” katanya dalam musyawarah pimpinan PW DMI Sumut, di samping membicarakan program program kerja Dewan Masjid Sumut termasuk membahas kondisi terkini yang terjadi di Palestina.
Atas serangan balik zionis Israel terhadap pasukan Hamas, yang telah banyak menewaskan rakyat sipil anak anak dan masyarakat terkena ledakan bom yang diluncurkan melalui udara sehingga meluluhlantahkan gedung gedung dan fasilitas lainnya.
Disebutkannya, anjuran untuk berdoa dan membaca qunut nazilah juga disampaikan secara tertulis untuk DMI Kabupaten/Kota se Sumut dan Pimpinan Cabang DMI.
“Kepada pengurus BKM agar setiap shalat lima waktu untuk berdoa qunut nazilah khusus kepada sandara saudara kita di Palestina, mereka butuh bantuan kita butuh doa kita karena mereka saat ini sedang dalam kesulitan dan kesusahan baik tempat tinggal makanan dan kesehatan. Ayo kita bantu ringankan kesulitan mereka. Semoga Allah beri pertolongan pada mereka dan Allah jaga masjid masjid di Palestine,khusunya Masjidil Aqsho,” pungkasnya.
Seperti dilansir sejumlah sumber, dilansir sejumlah sumber, Selasa (10/10), Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza dalam pernyataan terbaru melaporkan bahwa dari 770 warga Palestina yang tewas, 140 orang di antaranya merupakan anak-anak dan 120 orang lainnya merupakan wanita.
Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari tahun 1948 hingga 1967.
Hampir 20 tahun setelah Israel mendeklarasikan status kenegaraannya pada 1948, nagara zionis itu telah menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari pada 1967 melawan koalisi tentara Arab.(m22)