Scroll Untuk Membaca

Medan

Prof HM.Jamil Presentasikan Makalah Di International Islamic Academy Of Uzbekistan

Prof HM.Jamil Presentasikan Makalah Di International Islamic Academy Of Uzbekistan

MEDAN (Waspada): Dalam perjalanan ilmiah (rihlah ilmiah) ke Uzbekistan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, 31 Oktober hingga 7 Nopember 2024 , Prof. Dr. HM. Jamil, MA, mempresentasikan makalah di dua lembaga pendidikan tinggi Internasional di Uzbekistan.

Pertama di Bukhari International Scientific Research Center, Bukhara, yang pada forum ini hadir Direktur Pusat Kajian lembaga tersebut Prof. Dr. Shovasil Ziyodov dan Rektor Higher School (Institut) For Hadits Sciences Under Muslim Board Uzbekistan Dr. Barot Amonov serta ulama- ulama di Research Center tersebut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Prof HM.Jamil Presentasikan Makalah Di International Islamic Academy Of Uzbekistan

IKLAN

Prof. Jamil selaku ketua Umum MUI Binjai menyampaikan tentang ulama- ulama level internasional dari Indonesia serta sumbangsih mereka membangun peradaban lewat karya- karya akademik monumental mereka dalam berbagai lapangan ilmu, seperti tafsir, fikih, tasawuf dan lainnya serta lewat pembentukan generasi brilian yang mereka ‘lahirkan’.

Meskipun, kata Jamil, ulama -ulama Indonesia tersebut tidak sepopular tokoh-tokoh atau ulama- ulama yang ada di Uzbekistan seperti Imam Bukhari, Ibnu Sina, Bahauddin Naqshabandi, Abu Manshur al Maturidi, Atturmiizi dan lainnya.

Menurut Jamil, perlu dilacak secara serius keterhubungan ulama -ulama terkemuka Indonesia dengan ulama- ulama terkemuka Uzbekistan, dengan harapan ada upaya membangun jembatan peradaban Islam yang lebih mendunia.

Kemudian Prof. Jamil yang juga rektor UNIVA Medan, menyampaikan pikiran- pikiran akademisnya dalam bahasa inggris di hadapan para akademisi terkemuka di International Islamic Academy of Uzbekistan di Tashken (Ibu kota Uzbekistan).

Di forum ini, Jamil menyampaikan tentang negara besar Indonesia, dengan organisasi -organisasi sosial keagamaannya yang besar, multi agama dan etnis, hidup dengan harmoni dengan kepahaman Islam yang moderat, di mana dasar negara diterima oleh semua kalangan.

Hal ini bertujuan melahirkan generasi yang kuat secara sains dan spritual. Peran perguruan tinggi, seperti UINSU dan UNIVA Medan sangat strategis , dengan lahirnya berbagai undang- undang dan peraturan oleh negara.

Para akademisi di dua lembaga pendidikan internasional itu begitu tertarik dengan penyampaian Prof. Jamil, bahkan merekan berharap ada tindak lanjut kolaborasi antara perguruan tinggi di Sumatera Utara dengan lembaga pendidikan tinggi yang ada di Uzbekistan.

Prof Jamil yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, benar- benar terkesan dengan Uzbekistan, negara bekas jajahan Uni Soviet, yang merdeka tahun 1991 ini, memiliki populasi lebih kurang 37 juta jiwa dengan persentasi muslim lebih kurang 95 persen.

Prof Jamil beserta rombongan MUI Sumut dipimpin ketua MUI Sumut, Ustadz Dr. Maratua Simanjuntak, bersama para guru besar lainnya, seperti Prof. Hatta, Prof. Asmuni, Prof. Fachruddin Azmi, Assoc. Prof. Ardiansyah, assoc. Prof. Akmaluddin Syahputra, dan rombongan lainnya berziarah/menelusuri jejak ulama ulama tersebut ke makam- makam mereka di negara ini. Seperti Syekh Bahauddin Naqshabandi (pendiri Tarekat Naqshabandi) yang ketika ini pengamal tarekat ini diperkirakan lebih kurang 60 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Juga menelusuri jejak/berziarah ke makam Imam Bukhari Ulama hadits yang pasti tidak diragukan di seluruh dunia Islam, juga ke makam Abu Manshur al Maturidy Ulama tauhid yang kajian kajiannya tentang teologi dipelajari dengan serius di Indonesia dan berbagai belahan dunia Islam.

Prof Jamil dan rombongan juga berziarah ke makam Penakluk Islam Timur Lenk yang sangat masyhur tersebut. Ada puluhan ulama besar di negara ini, khususnya di daerah Bukhara, Samarkand dan daerah lainnya yang dahulu daerah luasnya disebut Khurasan.

Ada Ulama hadits yang sangat terkenal Imam atTurmuzi, ada ahli kedokteran Ibu Sina dan lain sebagainya. Uzbekistan dengan ulama -ulama yang telah berjasa bagi dunia ini, sebelumnya masih tertutup karena masih di bawah jajahan Uni Soviet.

Hanya saja, kelihatannya kata Jamil, rektor UNIVA Medan ini, generasi Uzbekistan perlu mendapat pendidikan keislaman yang lebih serius lagi, pengaruh Unii Soviet kelihatannya masih berpengaruh terhadap masyarakat negara ini, atau sekularisme.

Pemahaman terhadap kitab suci Alquran, bahkan kemampuan membaca Alquran masih sangat rendah, pengamalan agama kelihatannya, shalat, puasa, zakat dan lainnya, perlu upaya maksimal dari pemerintah di negara tersebut.

Di kesempatan lain, Prof. Jamil juga diwawancarai salah satu tv dokumentari Uzbekistan, meminta tanggapan tentang Bukhara, Samarkand dan Uzbekistan secara keseluruhan, di mana Prof Jamil menyampaikan apresiasinya yang luar biasa, selain juga Jamil berkomunikasi dengan generasi muda Uzbekistan.

Terakhir, kata Prof Jamil, orang -orang Uzbekistan sangat berterima kasih kepada Indonesia, khususnya Presiden Soekarno yang ketika itu meminta agar makam Imam Bukhari di pugar, dirawat dengan baik, dan sekarang lokasi tersebut sedang dibenahi dengan maksimal oleh negara dan akan menjadi lokasi wisata religi yang mungkin akan mendunia.

Indonesia, Sumatera Utara, kata Jamil, harus mengambil bagian dalam hubungan dengan Uzbekistan ini, tentunya dalam rangka melahirkan ulama- ulama kelas dunia dan peradaban Islam yang cemerlang. (m19)


Waspada/Ist
Prof. Dr. Shovasil Ziyodov, menyerahkan Sertifikat pembicara kepada Prof. Dr. HM. Jamil, MA.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE