MEDAN (Waspada): Ada yang berbeda pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara tahun ini, pada Rabu (18/9).
Dimana saat kegiatan ditandai dengan santunan untuk anak yatim dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara MUI Sumut dengan Universitas Al Washliyah (Univa) terkait program Pendidikan Tinggi Kader Ulama (PTKU) MUI Sumut. Selain itu digelar sarasehan menghadirkan tokoh cendikiawan ternama.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Ketua Umum MUI Sumut, Dr. H. Maratua Simanjuntak, dan Rektor Universitas Al Washliyah, Prof. Dr. HM Jamil, dengan disaksikan langsung oleh Pj Gubernur Sumatera Utara, Dr. Drs. H. A. Fatoni. Hadir juga perwakilan dari Kapolda, Pangdam, Kajatisu, serta unsur pimpinan PTKU MUI dan tamu undangan lainnya.
Pj Gubsu Apresiasi
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Sumut, A. Fatoni, menyampaikan apresiasi atas kontribusi MUI Sumut dalam mendukung pembangunan daerah. “Sumatera Utara merupakan provinsi besar yang menjadi rujukan nasional dalam berbagai bidang strategis. Kita harus bangga dengan peran kita dalam membawa kemajuan daerah ini,” ungkapnya.
Fatoni juga menekankan pentingnya peran ulama dalam menyebarkan pesan kebaikan dan solusi bagi masyarakat. Ia mengajak para ulama untuk terlibat aktif dalam mendukung agenda nasional, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pilkada serentak yang akan berlangsung pada November mendatang. “MUI sebagai tenda besar umat memiliki peran penting dalam memastikan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat membawa manfaat bersama,” sebutnya.
Ketua Umum MUI Sumut, H. Maratua Simanjuntak, menjelaskan bahwa kerjasama antara MUI Sumut dan Univa bertujuan untuk mencetak ulama yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam, terutama dalam menguasai Kitab Turast. “Kerjasama ini sangat penting dalam menyiapkan generasi ulama yang berintegritas dan mampu menjelaskan aspek-aspek penting dalam Islam sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadis,” jelas Maratua.
Program PTKU MUI Sumut memberikan pendidikan berasrama selama enam semester, di mana setelahnya para peserta akan melanjutkan pendidikan jenjang S1 dengan fokus pada penguasaan Kitab Turast.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad ini juga diisi dengan kegiatan sosial berupa santunan dan pemberian bingkisan kepada 120 anak yatim dari Kota Medan dan sekitarnya, menambah kehangatan dan keberkahan dalam momentum bersejarah ini.
Gelar Sarasehan
Sarasehan Ulama untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dipandu oleh Sekretaris Bidang Pendidikan MUI Sumut, Dr. H. Arifinsyah, dan menghadirkan Ketua Umum MUI Kota Medan, Dr. H. Hasan Matsum, Rektor Universitas Al Washliyah (Univa), Prof. Dr. HM. Jamil, serta Ketua Komisi Fatwa MUI Sumut, Dr. HM. Nasir, Lc., MA, sebagai pembicara utama. Setiap ulama memberikan perspektif yang mendalam tentang sosok Nabi Muhammad SAW, baik dari sisi sejarah, spiritualitas, maupun keteladanan beliau bagi umat.
Dalam paparannya yang berjudul “Sekilas Tentang Keistimewaan Rasulullah SAW,” Ketua MUI Kota Medan, Dr. H. Hasan Matsum, menjelaskan keistimewaan Rasulullah yang merupakan anugerah khusus dari Allah SWT. Beliau menyoroti beberapa kewajiban yang dikhususkan bagi Rasul, seperti salat Duha, salat Witir, dan menyembelih kurban, serta hal-hal yang diharamkan baginya, termasuk menerima zakat dan sedekah serta makan bawang putih dan bawang merah.
“Rasulullah memiliki keistimewaan yang tak dimiliki oleh umat lainnya, termasuk kewajiban yang tidak diwajibkan kepada umatnya. Keistimewaan ini menjadi bagian penting dari keteladanan beliau dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. H. Hasan Matsum.
Sementara itu, Ketua Komisi Fatwa MUI Sumut, Dr. HM. Nasir, Lc., MA, mengupas hakikat nur Muhammad dalam perspektif ulama hadis dan tasawuf. Ia menjelaskan bahwa nur Muhammad sering dipahami sebagai cahaya kenabian yang menjadi sumber penerangan spiritual bagi umat manusia. Pandangan ini diperkaya dengan referensi dari kitab-kitab hadis dan ajaran tasawuf yang menguraikan aspek-aspek metafisik dari kehidupan Rasulullah.
Di sesi terakhir, Rektor Univa, Prof. Dr. HM. Jamil, memberikan pandangan tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan pribadi. Beliau menekankan pentingnya mencontoh perilaku Rasulullah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan. “Keteladanan Nabi adalah cermin bagi kita semua dalam mengembangkan akhlak yang mulia dan sikap adil dalam segala aspek kehidupan,” jelas Prof. Jamil.
Sarasehan ini tidak hanya memperdalam pemahaman para peserta tentang Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengamalkan ajaran dan teladan beliau dalam kehidupan sehari-hari. Acara yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat ini menjadi momen penting untuk merajut silaturahim dan meningkatkan kesadaran spiritual, terutama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.(m22)