MEDAN (Waspada): Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Konsulat Amerika Serikat di Medan menggelar Study Abroard Engagement Grant (SAEG) Capacity Building Workshop For Faculty Members untuk memperkuat strategi internasionalisasi akademik dan menjajaki peluang kolaborasi global. Acara digelar pada Kamis (24/4) di Ruang VIP UMSU Jalan Muchtar Basri No.3 Medan.
Acara dibuka Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, MAP, diwakili oleh Wakil Rektor III Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si. Turut hadir Kepala Bidang Humas dan Kebudayaan Kosulat AS di Medan, Joshua Gonzalez. Pemateri yakni Director of Access Programs, Continuing, and Professional Education University of California (UC) Davis, Mr. Jacob Hosier dan Dosen Geodesi Universitas Gadjah Mada Dr. I Made Andi Arsana.
Dalam sambutannya, Joshua Gonzalez menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin antara UMSU dan Konsulat AS. “Kolaborasi ini bukan yang pertama kali. Saya sangat mengapresiasi seluruh kegiatan bersama yang berjalan signifikan. Hari ini, kita kembali bersatu untuk kesuksesan bersama di masa mendatang,” ujarnya.
Sebelumnya, Rektor UMSU mengucapkan terima kasih dan menyampaikan komitmen universitas dalam mendukung kegiatan internasional. “Kami sangat mendukung kolaborasi ini untuk mendorong UMSU ke tingkat internasional. Semoga kerja sama ini terus berkembang di berbagai bidang ke depannya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMSU menyampaikan rasa terhormatnya dalam menyambut delegasi dan pembicara dari dalam maupun luar negeri.
“Kami sangat bersyukur dapat menghadirkan perwakilan dan pembicara terhormat dari Amerika Serikat dan Indonesia. Acara ini mempertemukan delegasi dari semua fakultas di UMSU, dan kami melihatnya sebagai langkah penting dalam memperkuat strategi internasionalisasi kami di seluruh universitas,” ujarnya.
Dia berharap para peserta dapat aktif berdiskusi dan dapat mengimplementasikan pengetahuannya dari workshop ini.
Pada sesi talkshow, , Director of Access Programs dari UC Davis, Jacob Hosier memberikan pandangan menarik tentang profil mahasiswa Amerika Serikat yang mengikuti program studi ke luar negeri.
“Mayoritas adalah perempuan di atas 30 tahun, menyukai program jangka pendek, dan tertarik belajar di negara asal leluhur mereka atau yang memiliki budaya unik,” jelasnya.
“Mahasiswa Amerika Serikat berdasarkan data 2021/2022 ini, umumnya mereka pergi ke Inggris, Prancis, Italia, atau Korea Selatan. Kenapa? Karena mereka tertarik mempelajari budaya, bahasa, dan cara hidup masyarakat setempat, seperti Korea dengan KPopnya,” tutur dia.
Menurutnya, Indonesia dan UMSU memiliki potensi besar untuk menarik mahasiswa Amerika Serikat melalui program-program yang menonjolkan ilmu sosial, humaniora, dan kebudayaan.
“Ini adalah ciri khas Indonesia yang bisa menjadi daya tarik. Perlu promosi dan kerja sama intensif seperti yang dilakukan Australia,” tambahnya.
Pada sesi ini juga Jacob mengajak peserta yang terdiri dari Pimpinan Fakultas, Unit dan Lembaga UMSU berdiskusi dengan membuat penawaran program untuk mahasiswa Amerika Serikat agar tertarik kuliah di UMSU, Sumatera Utara.
Sesi berikutnya, diisi oleh Dosen UGM, Dr. I Made Andi Arsana yang menekankan bahwa internasionalisasi akademik harus dilandasi oleh semangat persahabatan.
“Networking itu bisa jadi persahabatan atau perbudakan, tergantung bagaimana kita membangunnya. Kuncinya adalah membayangkan kita berasal dari tempat yang besar agar percaya diri di panggung global,” jelasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya mengenal dan memperkenalkan Indonesia secara utuh sebelum mengenalkan kampus.
“Apakah internasionalisasi itu penting? Bagaimana menginternasionalisasi akademik? Ketika kita ingin menjalin kerja sama dengan negara top maka kita jangan merasa minder,” ujarnya.
Menurut dosen UGM itu, Globalisasi memberikan peluang dan ancaman,, maka dipersiapkanlah akademik internasional. Oleh karena itu, lahir program internasionalisasi agar mahasiswa terpapar internasional, setidaknya dengan menghadirkan orang internasional atau pertukaran Pelajar.
“Kuncinya, kita harus mengenal seberapa kompleks Indonesia harus diceritakan tentang dimana indonesia, baru masuk cerita dimana asal daerah kita, setelah itu barus bisa bicara tentang kampus kita,” paparnya.
Workshop ini menjadi bagian dari Study Abroad Engagement Grant (SAEG) dan diharapkan membuka lebih banyak peluang kolaborasi internasional antara UMSU dengan berbagai institusi di Amerika Serikat dan dunia. (m19)
Waspada/Ist
Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, MAP, dan Wakil Rektor III Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si. foto bersama tim Kosulat AS di Medan, dipimpin Joshua Gonzalez.