MEDAN, ( Waspada); Pada awal tahun 2024, Pita Sari br Sembiring (44), yang akrab disapa Pita mengalami nyeri hebat di pinggang selama sekitar seminggu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakan keluhannya ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Pita menjelaskan, ia sudah beberapa kali menggunakan JKN untuk memeriksakan kesehatannya ketika demam, flu dan batuk sehingga tanpa berpikir panjang ia pun pergi untuk periksa keluhannya.
“Hasil USG menunjukkan ada batu kecil di dalam ginjal saya. Tetapi setelah pulang dari dokter dan minum obat, tubuh saya malah demam tinggi, semua bagian tubuh terasa sakit, dan sulit untuk bergerak. Akhirnya, saya kembali ke faskes untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujar Pita, mengenang awal mula perjuangannya.
Pita diberikan obat radang ginjal dengan dosis selama satu minggu. Namun, setelah obat habis, keluhannya belum juga membaik. Khawatir dengan kondisinya yang tak kunjung sembuh dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa dirinya harus menjalani operasi serius, Pita akhirnya merasakan manfaat besar dari Program JKN dalam proses penyembuhan penyakit batu ginjal yang dideritanya. Sebagai ibu rumah tangga yang sebagian besar kegiatannya dilakukan di rumah, Pita jarang berolahraga dan mengaku kurang minum air putih, yang kemudian berkontribusi pada kondisi kesehatannya.
“Diagnosis dokter menunjukkan adanya batu ginjal. Saya diberikan obat lagi dan disarankan untuk operasi jika dalam dua minggu kondisi tidak membaik. Mendengar kata ‘operasi’, saya sangat khawatir karena biaya yang dibutuhkan pasti tidak sedikit,” tuturnya.
Pita diarahkan ke Puskesmas untuk pemeriksaan ulang. Dari situ, ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat. Hasil pemeriksaan di RSUD menunjukkan batu ginjal Pita telah berpindah ke ureter. Karena keterbatasan fasilitas di RSUD tersebut, ia dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap di Kota Medan.
“Setibanya di rumah sakit di Medan, saya langsung bertemu dokter spesialis dan menjalani pemeriksaan mendalam. Hasilnya, saya harus menjalani operasi laser untuk memecah batu ginjal. Operasi pertama dijadwalkan pada awal 2024,” jelasnya.
Operasi batu ginjal atau Prosedur Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) adalah prosedur bedah invasif minimal yang dilakukan untuk menghancurkan batu ginjal yang besar. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pinggang, lalu memasukkan tabung tipis dan kamera ke dalam ginjal. Setelah batu dihancurkan, fragmennya akan diangkat melalui tabung tersebut. Lama pemulihan setelah operasi PCNL sekitar satu hingga dua minggu.
Prosedur operasi pertama berhasil memecah dan mengeluarkan batu ginjal. Setelah itu, dokter memasang selang untuk membantu fungsi ginjal pascaoperasi.
“Tidak pernah terbayang akan ada rangkaian operasi seperti ini. Namun, berkat Program JKN, saya bisa fokus berobat tanpa harus memikirkan biaya operasi yang besar. Ini sangat membantu saya untuk tetap sabar dan semangat menjalani pengobatan,” ujar Pita penuh rasa syukur.
Kini, Pita secara rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatannya pascaoperasi. Ketika ditanya tentang kemudahan akses layanan Program JKN, ia dengan antusias menunjukkan aplikasi Mobile JKN di ponselnya.
“Salah satu kemudahan yang sangat saya rasakan dari Program JKN adalah aplikasi ini. Saya menggunakannya untuk berbagai keperluan, seperti membayar iuran, mengecek ketersediaan tempat tidur, mengambil antrean online, dan banyak lagi. Semua prosesnya cepat dan mudah. Memang luar biasa Program JKN ini! Selama saya berobat pun tidak pernah saya merasa dipersulit. Saya berharap program ini terus memberikan layanan terbaik. Terima kasih, BPJS Kesehatan,” ucap Pita sambil tersenyum bahagia. (cbud)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
