MEDAN (Waspada): Tim Peneliti Mitra (TPM) Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) dan Tim Peneliti Pengusul (TPP) Poltekkes Kemenkes Aceh, berharap Aplikasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (Sipkrikes) sebagai model pengembangan sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan berbasis online digunakan untuk menanggulangi krisis kesehatan dalam pengurangan risiko bencana.
Hal tersebut terungkap dalam Kegiatan Pengujian Aplikasi Penanggulangan Krisis Kesehatan, yang dilaksanakan di ruang CBT Poltekkes Kemenkes Aceh, Jumat (16/9), dihadiri 30 peserta dari Dinkes Provinsi, Dinkes Banda Aceh, puskesmas dan tim peneliti secara langsung (luring) dan daring (via link zoom).
Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh T. Iskandar Faisal SKep, MKes, yang membuka kegiatan tersebut, sangat mengapresiasi hasil penelitian itu karena sejalan dengan Visi Misi Poltekkes Kemenkes Aceh, salah satunya Unggul di Manajemen Keseha-tan Bencana.
Kata Iskandar, produk yang dihasilkan yaitu berupa aplikasi pelaporan krisis kesehatan, sehingga diharapkan produk penelitian tersebut dapat diaplika-sikan di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Tim Peneliti Pengusul (TPP) dari Poltekkes Kemenkes Aceh Yeni Rimadeni SKM, MSi, dan Rizki Wan Okta Bina SKG, MSi, serta Tim Peneliti Mitra (TPM) dari Fakultas Keperawatan Universitas Suma-tera Utara Nur Asiah SKep, Ns, MBiomed, dan Dr. Nur Asnah Sitohang SKep, Ns, MKep, yang hadir melalui zoom, sangat mengharapkan agar aplikasi itu dapat digunakan oleh seluruh pihak masyarakat untuk menanggulangi krisis kesehatan dalam pengurangan risiko ben-cana.
Tim peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh, dan seluruh pihak yang telah membantu berjalannya kegiatan pengujian aplikasi Sipkrikes.
Diketahui, pelaporan penanggulangan krisis kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk penilaian cepat dampak yang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi terhadap kesehatan. Metode penilaian cepat diperlukan untuk mengumpulkan informasi yang andal dan obyektif yang segera diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam fase pemulihan.
Berdasarkan observasi awal, diperoleh informasi bahwa sistem pelaporan penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota/Kabupa-ten seluruh Aceh masih menggunakan sistem pelaporan secara manual dengan mengisi form pelaporan pada kejadian krisis kesehatan. Permasalahan yang muncul pada pelaporan tersebut adalah informasi kejadian krisis kesehatan belum terkelola baik dan tidak adanya database penyimpanan secara online.
Selanjutnya, dilakukan pe-nelitian agar pelaporan dapat secara cepat, tepat dan akurat sesuai kebutuhan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menuangkannya dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Penanggulangan Krisis Kesehatan berbasis Online”.
Sebelum aplikasi digunakan oleh masyarakat luas, maka perlu dilakukan pengujian terha-dap aplikasi tersebut. (m15)