Penderita Kanker Harus Mendapatkan Akses Layanan Setara

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Sekitar 70 persen jumlah penderita kanker di Indonesia rata-rata baru mulai mengakses layanan ketika telah didiagnosa mengidap kanker stadium III dan IV. Padahal pengobatan yang efektif untuk penyakit ini harusnya telah mulai dapat dilakukan saat masih berada pada stadium I atau II.

Direktur Operasional PT Murni Sadar Tbk dr Jong Khai, MARS menyampaikan, berdasarkan data yang ada, di Indonesia sendiri ada sekitar 300 ribu kasus kanker baru dan di dunia ada sekitar 10,7 juta yang ditemukan setiap tahun. Namun sayangnya, kata dia, dari jumlah ini, yang terjangkau oleh pelayanan baru hanya sekitar 30 persennya saja.

“Makanya di Medan, kita patut bersyukur ada pelayanan yang cukup komperhensif untuk penyakit kanker ini,” ungkapnya kepada wartawan saat peringatan world cancer day 2022 di Rumah Sakit Murni Teguh, Jumat (4/2).

Oleh karena itu, Jong Khai menjelaskan, melalui tema world cancer day tahun ini yang mengangkat tema close the care gap, pihaknya berusaha agar akses layanan kanker bisa dirasakan berbagai komunitas masyarakat. Menurutnya, melalui BPJS Kesehatan, masyarakat kini juga telah banyak tertolong untuk melakukan pengobatan kanker, mengingat biayanya yang begitu besar apabila dilakukan pembayaran secara pribadi.

“Dari tema hari kanker ini, kita ingin mendorong kesetaraan akses bagi pelayanan kanker,” jelasnya.

Lebih lanjut Jong Khai menuturkan, secara umum penyakit kanker yang paling banyak diidap wanita adalah kanker payudara dan kanker paru bagi laki-laki. Namun di antara seluruh jenis kanker yang ada, umumnya paling banyak dikeluhkan adalah kanker payudara.

Dia mengaku, di RS Murni Teguh sendiri, untuk tindakan pengobatan terapi radiasi setiap tahun dilakukan hingga 30 ribu kali dan tindakan kemoterapi 11 ribu kali. Selama pandemi Covid-19, jumlah pasien kanker di tempatnya juga mengalami penambahan, karena tidak lagi melakukan pengobatan di luar negeri.

“Karena pandemi ini, pasien yang selama ini ke luar negeri kita layani di sini. Ternyata mereka cukup puas karena pelayanan kita tidak kalah dengan yang ada di Penang ataupun Singapore,” tandasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Pelayanan Palliative Care Murni Teguh Memorial Hospital (MTMH) DR dr Sry Suryani Widjaja, MKes menyebutkan melalui pelayanan palliative kualitas hidup penderita kanker dapat menjadi lebih baik meski sudah didiagnosa stadium lanjut. Sebab, imbuhnya, para penderita kanker mentalnya rata-rata telah down, sehingga selain tindakan medis perlu mendapatkan dukungan spritual, psikologi dan nutrisi.

“Bidang palliative ini melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai pihak. Karena kita berharap pandangan terhadap kanker ini dapat kita ubah menjadi penyakit kronik seperti hipertensi ataupun Diabetes Melitus (DM),” terangnya.

Dengan mengubah kanker dari penyakit mematikan menjadi penyakit kronik, maka lanjut Sry, meski tidak bisa disembuhkan dan tetap harus terus meminum obat, kualitas hidup para penderita kanker diharapkan bisa lebih baik.

“Orang dulu jika sudah stadium IV berpikirnya sudah tinggal menunggu hari. Makanya kita ingin mendorong kualitas hidup pasien bisa lebih bagus agar kanker ini menjadi penyakit kronik,” pungkasnya.

Dalam peringatan world cancer day tahun ini, RS Murni Teguh juga merayakannya bersama para penderita kanker. Kepala Departemen Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan MTMH dr Herman Ramli menuturkan, hal ini sengaja dilakukan, agar bisa memberikan semangat dan motivasi bagi sesama penderita kanker.

“Karena mereka bisa memberikan semangat dan menunjukkan bahwasanya mereka tidak sakit. Jadi bisa saling memotivasi lah,” ujarnya.

Sementara itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Bapak Tjhin Ten Chun Ibu DR. dr. Mutiara, MHA, MKT
selaku Komisaris dan Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk. (cbud)

  • Bagikan