MADINA (Waspada): Kopi adalah komoditas tanaman yang dijualbelikan di seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis.
Tanaman kopi arabika (coffea arabica) dikenal pada tahun 1753 (Panggabean, 2011), dengan 120 spesies kopi telah diidentifikasi di seluruh dunia.
Sebanyak 66% produksi kopi dunia merupakan jenis kopi arabika dan sisanya berasal dari kopi robusta.
Menurut Data BPS (2020), perkebunan kopi mampu menyediakan lapangan kerja bagi 2 juta petani kopi di Indonesia atau sekitar 3.63 persen dari total angkatan kerja pada tahun 2020.
Hampir di seluruh Indonesia kopi dapat ditanam dengan baik, tetapi karena kualitas kopi sangat ditentukan oleh 3 hal pokok.
Yaitu rasa, aroma dan bentuk, maka hanya beberapa provinsi (daerah) saja yang menjadi pusat pengembangan kopi, yaitu pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Sulawesi.
Setiap pulau menghasilkan jenis dan kualitas kopi yang beragam dengan kekhasan yang dimilikinya.
Pulau Sumatera terdiri atas Provinsi Aceh, dengan kopi Gayo. yang dikembangangkan di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues.
Provinsi Sumatera Utara, dengan Kopi Sidikalang, Lintong Ni Huta dan Mandiling; Provinsi Sumatera Barat, dengan Kopi Awak.
Provinsi Sumatera Selatan, dengan kopi Basemah, Bengkulu dengan kopi Robusta dan Provinsi Lampung, dengan kopi Lampung.
Di Pulau Jawa, dikembangkan di Provinsi Jawa Barat, daerah Pandeglang dan Pangalengan, Provinsi Jawa Tengah, dikembangkan di daerah Wonosobo, dan Provinsi Jawa Timur. Pulau Sulawesi, dikembangkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat dengan kopi Toraja.
Potensi Luas Lahan
Adapun masalah yang teridentifikasi di lokasi pertanaman kopi adalah potensi luas lahan di Desa Hutanamale, Kec. Sorik Merapi, Kab.Madina dapat dikembangkan untuk luas areal tanaman agroforestri tanaman kopi.
Identifikai tipe tanah dan kesesuaian lahan dalam pertanaman kopi Mandailing. Budidaya dan 0engendalian hama dan penyakit terpadu Tanaman Kopi Mandailing belum diketahui secara tepat guna.
Selanjutnya, di Desa Hutanamale, Kec. Sorik Merapi, Kab. Madina memiliki sumber pencaharian bidang pertanian.
Yaitu: padi, tanaman sayuran, buah- buahan, asam gelugor, tanaman perkebunan dan kopi. Kopi arabika yang berasal dari Sumatera dikenal dengan nama kopi Mandaheling, baik dari Aceh (kopi Gayo), Sidikalang, Simalungun.
Permasalahan yang teridentifikasi adalah keterbatasan modal, benih, peralatan, dan pengetahuan petani dalam mengelola kopi dengan produktivitas tinggi.
Oleh karena itu, Tim Pengabdian Mono Tahun Marsipature Hutanabe, koordinator ibu Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D melakukan kegiatan sosialisasi, pelatihan budidaya dan PHT kopi tepat guna, dan memberikan sumbangan infrastruktur dalam mendukung budidaya, teknologi dan produktivitas kopi Arabika di Sorik Merapi, Madina.
Proses pemberian sumbangan rumah jemur kopi (Coffee Drying Station, CDS) dan alat sangrai kopi (roasting) berukuran 3-4 kg yang disampaikan oleh Ketua LPPM USU, Prof. Dr. Tulus, Vor., Dipl., Math., M.Si, Ph.D diprediksikan akan meningkatkan produktivitas dan penjualan kopi Arabika dari Madina.
Kopi memerlukan proses pengeringan sebelum disangrai. Kadar air pada kopi harus diturunkan hingga mencapai 9-11 persen sebelum disangrai agar hasilnya maksimal.
Nah, proses pengeringan kopi ini ternyata memiliki beberapa pilihan. Setidaknya ada 3 jenis proses pengeringan kopi yang biasa dilakukan di industri kopi dunia, yaitu dengan proses pengeringan natural, proses pengeringan otomatis dan proses pengeringan campuran.
Andaikan Sinar Matahari
Proses pengeringan tradisional/natural yang hanya mengandalkan sinar matahari secara langsung dan banyak dilakukan oleh petani di Indonesia.
Kopi diletakkan di atas wadah berjaring dan dijemur langsung menghadap sinar matahari, disebut dengan drying station atau rumah pengeringan.
Proses pengeringan natural ini memiliki kelemahan jika cuaca sedang buruk atau memasuki musim penghujan. Pada proses ini, biasanya memakan waktu hampir 2 minggu tergantung kondisi alamnya.
Juga agar hasil pengeringan dapat menghasilkan hasil maksimal, biasanya setiap 2-3 jam sekali kopi yang dijemur harus dibolak-balik dan diratakan tiap sisinya dengan mengganti posisi sebarnya.
Hal ini dilakukan agar semua kopi bisa mendapatkan pengeringan yang merata. Penggunaan rumah jemur kopi (Coffee Drying Box, CDB) pada petani Kopi di Desa Hutanamale, Sorik Merapi, Madina diprediksikan akan menyerap sinar matahari sehingga kopi akan lebih cepat kering dengan kualitas kopi yang baik didukung pendapat anggota tim Pengabdian, Dr.Ir. Fatimah Batubara, M.T dan Putri Chandra Ayu Lubis, STP,M.Si.
Bantuan Tenaga Mesin
Proses pengeringan otomatis adalah proses pengeringan kopi dilakukan dengan bantuan tenaga mesin, seperti box dryer atau mesin pengering kopi.
Biasanya kopi-kopi yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam CBD dan memakan waktu pengeringan kurang-lebih 16-18 jam saja.
Jika dengan bantuan sinar matahari proses pengeringan bisa mencapai maksimal 2 minggu, maka dengan adanya CBD ini proses bisa dipersingkat jauh lebih cepat. Tidak semua petani memiliki CBD, karena harganya yang cukup tinggi.
Selanjutnya, proses pengeringan campuran adalah gabungan antara proses pengeringan natural dengan otomatis. Awalnya kopi dikeringkan menggunakan sinar matahari seperti biasa.
Lalu setelah kadar air pada kopi menurun hingga menyentuh 30 persen (lebih), pengeringan dilanjutkan dengan menggunakan CBD.
Proses pengeringan campuran mampu memberi hasil maksimal, karena tidak memakan waktu yang lama dan juga mendapat asupan sinar matahari yang dinilai baik untuk kopi.
Manakala alat sangrai kopi (roasting) yang diberikan kepada Poktan Kopi Sorik Merapi di Desa Hutanamale diprediksi akan menghasilkan kualitas produk kopi terbaik yang akan dijual dan dipasarkan.
“Sehingga kesejahteraan petai kopi dapat ditingkatkan pada kelompok petani kopi Dolok Martimbus, Desa Hutabaringin, Sorik Merapi,” ujar Ketua Poktan Kopi, Bapak Bahri Effendi Pulungan. (cpb/rel)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.