MEDAN (Waspada): Pengurus Cabang ( PC) Nahdlatul Ulama ( NU) Kota Medan, menggelar seminar wasathiyah Islam sebagai rahmatan lil alamin di hotel Polonia Medan, Kamis (8/12).
Seminar dengan tema ‘melalui pemahaman wasathiyah Islam kita wujudkan kehidupan keagamaan yang majemuk, harmoni dan berkeadilan dalam dimensi kebangsaan.
Hadir,Kakan Kemenag Kota Medan, Dr H Impun Siregar,MA sekaligus membuka kegiatan.Nara suber Dr H Torang Rambe MA dan Kaban Kesbangpolinmas Kota Medan Arjuna Sembiring.
Dalam sambutan, Impun mengajak peserta terdiri dari tokoh agama, ormas Islam dan kepala KUA Kota Medan agar berperan aktif dalam menjaga dan merawat kerukunan serta mensosialisasikan pentingnya memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama ditengah-tengan umat lintas agama.
Impun juga mengucapkan terimakasih dan apresiasi pada PC NU Kota Medan atas terlaksananya seminar tersebut.
” Saya mengucapkan terimakasih pada pengurus PC NU Medan karena telah turut mensukseskan program kementerian agama terkait moderasi beragama” kata Impun.
Sedangkan Ketua PC NU Kota Medan, KH Sutan Sahrir Dalimunte SAg MA bersama Sekretaris Irham Jami’a Hasibuan,SE dan Ketua panitia Lukman Hakim Hasibuan MA mengatakan, seminar bertujuan untuk mewujudkan kader NU, lembaga pemerintah, ormas islam, dan pondok pesantren yang berkualitas dan berkompeten sebagai pelopor paham wasathiyah islam.
Peserta sebanyak 65 orang terdiri dari kader NU, Ormas Islam, dari pondok pesantren dan kepala KUA Kota Medan.
Nara sumber Kaban Kesbangpolinmas Kota Medan Arjuna Sembiring menyebutkan, Kota Medan seringkali dikatakan sebagai miniatur
Indonesia dikarenakan Kota Medan dihuni oleh masyarakat yang multi etnis, budaya, suku dan agama.
Sudah tentu, diversitas (keanekaragaman) ini menuntut penghormatan atas segala perbedaan, terutama dalam menyikapi perbedaan agama dan keyakinan.
Apalagi, ruang agama itu bersifat subjektif, sehingga berpotensi menimbulkan disharmonisasi dan perpecahan di kalangan umat beragama.
Menurutnya, polarisasi potensi disharmonisasi di Kota Medan,akibat adanya kelompok yang memandang pemahaman
keagamaan yang literal, artinya memahami agama itu bersifat parsial terhadap ayat-ayat kitab sucinya.
Adanya kelompok personal penganut agama yang salah membaca terhadap sejarah umatnya yang dikombinasikan dengan idealisasi berlebihan terhadap romantisme kemajuan umat era agamanya pada masa tertentu.(m22)
Waspada/ist
Kakan Kemenag Kota Medan, Dr H Impun Siregar,MA, Ketua PC NU Kota Medan, KH Sutan Sahrir Dalimunte SAg MA bersama Sekretaris Irham Jami’a Hasibuan,SE dan pengurus serta pembicara poto bersama.