MEDAN (Waspada): Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Utara Anggia Ramadhan S.E, M.Si, berharap para orangtua terus mengawasi dan mencermati dampak siaran yang ditayangkan lembaga dan media penyiaran di daerah ini.
“Kita sebagai orangtua juga perlu mengingatkan bahkan memberikan bimbingan kepada anak-anak kita tentang dampak satu penyiaran, guna mencegah efek negatif dari siaran itu sendiri,” kata Anggia.
Anggia mengatakan hal itu dalam sambutan di acara Literasi Siaran Sehat, yang digelar di aula Kantor Camat Medan Timur, Jl. HM. Said No 1, Perintis, Kecamatan. Medan Timur, Medan.
Hadir di sana Koordinator Bidang Kelembagaan Dr Dearlina Sinaga, S.E., M.M, Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran, Muhammad Hidayat, S.Sos., M.A, Sekcam Medan Timur, Rinaldi Zuhri Siregar mewakili Camat Medan Timur Noor Alfi Pane, AP, narasumber psikolog Ervina Siahaan M.Psi serta kaum ibu warga setempat, Sabtu (2/12).
Menurut Anggia, KPID memiliki tugas, fungsi dan tanggungjawab menetapkan standar program siaran, menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran dan mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran.
“Namun tugas ini tidak dapat berjalan maksimal tanpa peran masyarakat, termasuk para orangtua agar informasi yang disampaikan dapat menumbuhkan kecerdasan, ilmu pengetahuan, dan terhindar dari informasi yang salah,” kata Anggia.
Komisioner KPID Dr. Dearlina Sinaga yang tampil sebagai pembicara mengingatkan para orangtua agar cermat memilih siaran.
Dikatakan, salah satu upaya mencegah penyimpangan siaran, yakni melakukan pendampingan saat anak menonton televisi. Kemudian membuat aturan yang disepakati bersama dalam menonton televisi, terkait jam tontonan dan jenis tayangan yang boleh atau tidak ditonton.
Senada, narasumber psikolog Ervina Siahaan M.Psi. dalam pemaparan berjudul Dampak Literasi Media Penyiaran Terhadap Psikologis Anak dan Remaja mengatakan, para orangtua memiliki peran dalam menyikapi media, yakni menjadi pendamping ketika anak melihat media tersebut,.
Kemudian, sebagai pengawas terhadap pilihan media yang dipilih, memberikan pemahaman terhadap materi yang dilihat dan menjadi teman anak. Kehadiran siaran, lanjut Ervina, dapat menjadi sumber informasi, pengembangan diri, menambah teman dan pengaruh pada otak.
Para orangtua juga perlu melihat psikologis anak karena di usia itu mereka ingin mencoba hal-hal baru, perubahan fisik, perubahan emosi dan mencari jati diri. “Sehingga ini harus benar-benar diperhatikan, agar informasi yang diterima memberi efek positif,” katanya. (cpb)