Muzakarah MUISU Bahas Arsitektur Alam Semesta

  • Bagikan

MEDAN (Waspada):  Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Sumatera Utara melaksanakan Muzakarah Ilmiah Ramadan yang membahas Arsitektur alam semesta, dengan menghadirkan narasumber Direktur LPPOM MUI SU, Prof. Dr. Ir. Basyaruddin dan Ketua Umum MUI Kota Binjai Dr., HM. Jamil MA. Kegiatan berlangsung Minggu(17/3) di Aula MUI Jl. Majelis Ulama Nomor 3 Medan.

Pembicara, Prof. Basyaruddin dalam makalahnya yang berjudul ‘Arsitektur alam semesta dalam pandangan Alquran menjelaskan, betapa besarnya kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta berikut segala isinya dalam penciptaan yang sangat teratur sejak awal mula penciptaan hingga hari akhir kelak.

Dia menjabarkan, beberapa fenomena ciptaan Allah sebagaimana yang dijelaskan Allah lewat Alquran Surah Ar-Rum 20-25 itu di antaranya penciptaan manusia dari tanah, penciptaan langit dan bumi, penciptaan manusia berpasang-pasangan, menurunkan air hujan dari langit dan lain sebagainya.

“Beberapa fenomena itu menegaskan bukti-bukti betapa kekuasaan Allah itu Maha Besar,” ungkap Prof. Basyaruddin.

Dia juga menjelaskan tentang struktur sistem alam menurut Alquran yang menyebutkan ada ruang, materi/benda, fenomena/gejala dan relasi dan interaksi. “Keempat struktur sistem alam ini memiliki korelasi yang saling terkait serta saling mendukung satu dengan lainnya,”ujarnya.

Dia menambahkan, ruang adalah alam semesta yang tidak terhingga sepanjang ukuran pengetahuan manusia.

”Di dalam ruang inilah tempat materi dan non-materi dengan segala karakternya yang berinteraksi satu sama dengan lainnya dengan masing-masing peran yang telah ditetapkan menurut sunatullah,”paparnya.

Prof. Basyararuddin  menjelaskan bahwa semua kompulan objek itu memiliki saling relasi, keterkaitan satu sama lain. Jika satu dari objek dalam system itu mengalami gangguan maka akan berpengaruh terhadap objek yang lain.
”Dan hanya Allah yang tidak memiliki ketergantuan pada sistem alam yang ada tersebut,” pungkasnya.

Perlu Rencana

Narasumber lainnya, Dr. H.M. Jamil yang juga Rektor Universitas Al-Washliyah Medan. Dia mengungkapkan pembangunan sebuah kota sesungguhnya harusnya memiliki motivasi yang jelas. Karena tanpa motivasi yang jelas maka akan membuat kehancuran.

“Membuat kota harus memiliki persiapan yang matang dan diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Allah. Bila tidak Allah akan menghancurkannya,”paparnya.
Diterangkannya, dalam Islam untuk membangun kota harus dibangun dengan perencanaan dan motivasi yang jelas. Demikian juga memberi perhatian pada kondisi alam di mana lokasi itu akan dibangun misalnyan tingkat kerawanan bencana, struktur tanah termasuk ancaman banjir.

Beberapa contoh kota yang kemudian hancurkan Allah karena ‘kedurhakaan’ umat kepada Allah, salah satunya adalah Kota Iram yang dihancurkan Allah. Kota Iram atau Aram merupakan kota tempat tinggal kaum ‘Ad. Kota Iram yang berada dilokasi padang pasir Zhafar dekat Kota Shalabah, selatan Oman.

Dijelaskannya, menurut sejarah, ungkapnya kota ini dikenal dengan negeri pilar karena sisa-sisa pilar tinggi yang menunjukkan peradaban kaum yang maju. Namun Kota Iram ini diazab Allah karena kaum ‘Ad melakukan pembangkangan kepada Nabi Hud.

HM. Jamil juga menjelaskan kota ideal sebagaimana yang diungkapkan dalam Alquran, yakni menjadi tempat berkumpulnya manusia yang ditandai dengan bangunan rumah-rumah sebagai tempat tinggal dan dibatasi oleh seperangkat hukum dan peraturan-peraturan.

“Dalam Alquran ada tiga kata yang terkait dengan tata-kota, yaitu Al-Qaryah, Al-Madinah dan Al-Balad. Dan ketiga kata ini menjadi kunci untuk memahami kota ideal dalam Alquran,” pungkasnya.(m22)

  • Bagikan