Scroll Untuk Membaca

Medan

MUISU Gelar Silaturahim Bersama Ulama Cendikiawan Dan Tokoh Masyarakat

MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (MUISU), menggelar acara silaturahim bersama ulama cendikiawan dan tokoh masyarakat di Hotel Grand Inna, Sabtu (23/4). Hadir Sekum MUISU, Prof H Asmuni, MA, Ketua panitia kegiatan, Dr H Abd Rahim M Hum serta undangan lainnya.


Dalam arahannya saat membuka kegiatan sekaligus memberikan materi, Ketua Umum MUI Sumut, Dr H Maratua Simajuntak menyampaikan,
di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agama harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kaidah penuntun, sehingga tidak terjadi benturan antara kerangka berpikir keagamaan dan kerangka berpikir kebangsaan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

MUISU Gelar Silaturahim Bersama Ulama Cendikiawan Dan Tokoh Masyarakat

IKLAN

“Penyelenggara negara tidak memanfaatkan agama sekedar untuk kepentingan tujuan meraih kekuasaan semata,” sebutnya.

Ditambahkannya, bahwa tempat ibadah bukan hanya untuk kepentingan ritual keagamaan (ibadah mahdah) semata. Ia harus dijadikan sebagai sarana pendidikan dan dakwah Islam, termasuk masalah politik keumatan.

“Bagaimana cara memilih pemimpin sesuai dengan ketentuan agama, dan bagaimana mengembangkan ekonomi keumatan, bagaimana mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta bagaimana mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” paparnya.


Ditambahkannya, dalam prakteknya, arah tujuan politik praktis adalah memperoleh kekuasaan, sementara kekuasaan cenderung korup.

“Karenanya, praktek politik kekuasaan harus dipandu oleh norma-norma luhur keagamaan agar tidak menghalalkan segala cara. Aktifitas politik yang tidak dijiwai agama akan cenderung melakukan tindakan menyimpang dan menghalalkan segala cara,” sebutnya.

Ditambahkannya, Islam tidak membenarkan praktek politik yang diwarnai oleh intrik, fitnah, dan adu domba untuk mencapai satu tujuan politik, apalagi dengan membawa dan memanipulasi agama, mengatasnamakan agama, dan/atau menggunakan symbol-simbol agama, menjadikan agama hanya sekedar dijadikan sebagai alat propaganda atau hanya untuk memengaruhi massa.

Hal lain disampaikannya, simbol-simbol agama, atau simbol-simbol budaya yang identik dengan simbol agama tertentu, tidak boleh digunakan untuk menipu dan memanipulasi umat beragama agar bersimpati guna mencapai tujuan politik tertentu. Tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama, termasuk penodaan agama.

Maratua juga menyampaikan bagaimana Islam mengatur etika berdemonstrasi dan kebebasan berekspresi.

Acara silaturahim dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama di rumah dinas Gubsu dan peserta kembali lagi ke hotel melaksanakan shalat tarawih dan kegiatan ceramah oleh pemateri oleh Mhd Fitriyus tentang Administrasi dan keuangan.(m22)

Waspada/Anum Saskia
Ketua Umum MUISU, Dr H Maratua Simajuntak saat membuka kegiatan sekaligus menyampaikan materi dalam kegiatan.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE