MEDAN (Waspada): Setelah mengunjungi madrasah Mir-Arab di kota tua Bukhoro tingkat Mutawasithoh (Menengah) di Republik Uzbekistan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara menghadiri undangan Universitas Madrasah Mir Arab Aliy, pada Sabtu(2/11) di kampus Mir Arab Aliy yang dihadiri oleh 23 delegasi yang langsung dipimpin Ketua Umum MUI Sumut, Dr. H. Maratua Simanjuntak.
Dalam pertemuan dilakukan langkah penting dalam upaya pengembangan Pendidikan Tinggi Kader Ulama dengan menjajaki kerjasama pengiriman mahasiswa ke Universitas Mir Arab Aliy di Bukhoro.
Dalam kunjungan ini, delegasi MUI Sumut disambut oleh Rektor Mir Arab, Prof. Dr. Jobir bin Rustam, yang juga Mufti Bukhoro, beserta jajaran pimpinan kampus lainnya. Prof. Jobir menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran delegasi dari Sumatera Utara dan berharap silaturrahmi ini dapat mempererat hubungan antar lembaga.
“Kami sangat senang bisa bersilaturrahim dengan delegasi dari Sumatera Utara. Dalam waktu dekat, kami juga akan menerima kunjungan dari ulama Perlis, Malaysia,” ungkap Prof. Jobir.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Jobir juga menceritakan sejarah dan perjalanan pendidikan ulama di Bukhoro, yang meski sempat terpuruk selama 100 tahun masa penjajahan, kini telah bangkit kembali dan menghasilkan banyak ulama terkemuka. Ia menyebutkan sejumlah tokoh ulama lulusan Bukhoro seperti Syekh Ahmad Abdulhamidovich Qodiro (1951-2004) dan Syekh Muhammad Sodiq Muhammad Yusuf, yang pernah menjabat sebagai Mufti Yillari pada 1989-1993.
Di sini, proses uji kelayakan mahasiswa melibatkan hingga 15 penguji, sehingga kami menghasilkan ulama-ulama hebat,” ujar Prof. Jobir. Saat ini, Universitas Mir Arab Aliy memiliki sekitar 100 mahasiswa putra dan putri yang asramanya terpisah dan pembiayaannya sepenuhnya didukung oleh pemerintah. Ia juga mengungkapkan bahwa pada 2017, Ramzan Kadyrov, Presiden Republik Chechnya, adalah salah satu alumnus dari madrasah ini.
Dr. H. Maratua Simanjuntak, MA, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih dan mengapresiasi sistem pendidikan yang diterapkan di Universitas Mir Arab Aliy. Ia menjelaskan bahwa MUI Sumut memiliki program serupa melalui Pendidikan Tinggi Kader Ulama (PTKU) yang juga memberlakukan sistem beasiswa dan asrama selama tiga tahun.
Kami berharap ada kesempatan bagi mahasiswa kami untuk belajar di sini, mungkin satu atau dua orang untuk tahap awal,” ujar Dr. Maratua. Prof. Jobir menyambut baik harapan ini dan menyatakan kesiapan mereka untuk menindaklanjuti kerjasama tersebut. “InsyaAllah, kami sangat terbuka untuk merealisasikannya,” balas Prof. Jobir.
Pertemuan ini juga diwarnai dengan perbincangan hangat antara Prof. Jobir dan Dr. Ardiansyah, LC, MA, Wakil Ketua Umum MUI Sumut, yang sama-sama pernah belajar di Universitas Madinah, Arab Saudi. Keduanya berbagi pengalaman yang semakin mempererat suasana keakraban dalam pertemuan tersebut.
Sebagai tanda persahabatan dan komitmen awal kerjasama, kedua belah pihak melakukan tukar-menukar cendera mata sebelum mengakhiri pertemuan. Langkah ini menjadi harapan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan kader ulama di Sumatera Utara melalui kerjasama internasional yang mendalam dan berkelanjutan.(m22)
Waspada/ist
MUI Sumatera Utara menghadiri undangan Universitas Madrasah Mir Arab Aliy di Uzbekistan.