Scroll Untuk Membaca

Medan

MUI Medan: Remaja Masjid Harus Jadi Pelopor Islam Wasathiyah

MUI Medan: Remaja Masjid Harus Jadi Pelopor Islam Wasathiyah

MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan mendorong pemuda-pemudi Islam terkhusus yang tergabung pada Remaja Mesjid di Kota Medan untuk menjadi pelopor Islam Wasathiyah yakni memahami islam secara moderat.

“Wasathiyah adalah ajaran Islam yang mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat dan proporsional, atau sering disebut dengan kata ‘moderat’ dalam semua dimensi kehidupan,” ujar Wakil Ketua Umum MUI Kota Medan, Drs H Burhanuddin Damanik, M.A saat membuka acara Pelatihan Pemuda Pelopor Idlam Wasathiyah untuk Penguatan Moderasi Beragama bagi remaja mesjid di Kota Medan oleh Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Sabtu (7/4) di aula kantor MUI Kota Medan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

MUI Medan: Remaja Masjid Harus Jadi Pelopor Islam Wasathiyah

IKLAN

Hadir sebagai narasumber Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Drs. H Ahmad Suhaimi, MA dan Motivator Muhammad Khairil, S.H.I, dengan dihadiri peserta remaja mesjid se Kota Medan.

Dikatakan Burhanuddin, remaja Masjid harus diarahkan kepemikiran Islam Washatiyah. Dimana ciri-ciri ajaran Islam wasathiyah yaitu memahami realitas bahwa dalam ajaran Islam ada yang attawabit atau tetap iman, aqidah dan pokok-pokok ibadah dan al mutaghoyyirot atau bisa berubah sesuai perkembangan zaman, aulawiyah.

Yaitu, mengerti mana yang harus didahulukan, mengerti cara untuk membuat mudah masyarakat dalam ajaran islam, selalu melihat ayat-ayat secara komperhensif dan tidak terpotong-potong serta terbuka, mau dialog dengan kelompok lain.

“Yang terpenting tetap berkomunikasi, berkoordiasi, bermuswarah dan silaturahmi tetap dijaga. Wasathiyah itu keadilan, dimana semua orang memiliki hak yang sama tanpa melihat perbedaan. Jadi pemuda itu harus mampu memahami perbedaan yang ada di dunia ini, harus saling menghargai. Jangan terlalu sempit memahami ajaran agama. Yang sama jangan dibeda-bedakan dan yang beda jangan disama-samakan.

Perbedaan bukan menjadi perselisihan tapi justru menjadi penguatan dalam menjaga persatuan,” imbuhnya.

Sementara Ahmad Suhaimi dalam paparannya menyatakan, peran pemuda Islam itu mendalami Islam dengan aktivitas membaca al-Qur’an, membaca buku-buku Islam dan tarbiyah secara rutin. Kemudian Berdakwah dan meningkatkan keterampilan dengan leadership skills, management skills dan professional skills.

“Pemuda Islam harus sukses. Jadi berusahalah untuk menjadi yang terbaik, menetapkan sasaran dalam setiap langkah, membuat skala prioritas, membuat perencanaan, fokus, emenej waktu dengan baik, berpikir positif dan keseimbangan dalam hidup,” tuturnya. (h01)

Teks
Wakil Ketua Umum MUI Kota Medan, Drs H Burhanuddin Damanik, M.A (tengah) bersama narasumber dan pengurus Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Sabtu (7/4) di aula kantor MUI Kota Medan. Waspada/Yuni Naibaho

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE