MEDAN (Waspada): Jelang Pemilu 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan memberi strategi dakwah agar meningkatkan partisipasi aktif juga membantu umat memahami pentingnya memilih pemimpin yang berkualitas, jujur dan memiliki integritas. Hal ini mendukung terciptanya pemerintahan yang baik dan adil.
“Melalui strategi dakwah akan membantu meningkatkan pemahaman kita terkait politik yang benar. Apalagi agama Islam mengajarkan kita untuk berpartisipasi dalam urusan publik, termasuk dalam pemilihan pemimpin yang baik,” ujar Sekretaris Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kota Medan, Dr Nahar A Abdul Ghani Lc. MA diacara Seminar Strategi Dakwah Menjelang Pemilu 2024 di aula Kantor Lurah Tanjung Mulia Kec Medan Deli, Selasa (31/10) sore.
Dikatakannya, masih banyak umat yang belum memahami dengan baik sistem politik, peran lembaga-lembaga negara atau calon-calon yang akan bersaing di Pemilu.
Dilanjutkan Nahar, untuk strategi dakwah jelang Pemilu ini perlu dilakukan pendidikan politik dengan mengadakan lokakarya, seminar dan diskusi terkait isu-isu politik dan pemilu. Kemudian penggunaan media sosial dengan menyebarkan informasi tentang pemilu untuk dapat didiskusikan secara sehat dan informatif.
“Dapat juga kampanye tentang kesadaran pemilih dengan menyampaikan tentang hak suara, prosedur pemilihan dan pentingnya pemilih yang cerdas. Bisa juga bisa berkolaborasi dengan lembaga pendidikan sehingga generasi muda teredukasi sejak dini terkait politik,” paparnya.
Untuk itu, lanjutnya dalam menghadapi Pemilu 2024 seluruh masyarakat terkhusus umat Islam dapat berperan aktif. “Kita sebagai umat Islam memiliki tanggungjawab moral dan agama untuk berpartisipasi dalam pemilu,” ucap Nahar.
Selanjutnya Wakil Ketua Umum MUI Kota Medan, Drs Burhanuddin Damanik, MA mengatakan, memasuki tahun politik 2024 tentunya harus disambut gembira karena memilih pemimpin ini masuk dalam bagian ajaran agama Islam. Jadi
marilah laksanakan pemilu 2024 secara bersama-sama dengan kewajiban memilih pemimpin.
“Peran MUI mengingatkan untuk saling menghormati saling menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dan jangan sempat karena perbedaan pilihan menjadi pemicu terjadinya perpecahan di tengah-tengah umat. Para ustadz tidak boleh mencondongkan pada satu calon, tapi ceramah lah untuk mencerdaskan umat dalam bidang politik salahsatunya menyampaikan bagaimana kriteria-kriteria yang baik untuk dipilih sebagai seorang pemimpin. Kriteria-kriteria itu yang bersifat kualitas bukan simbolik,” tuturnya. (h01)
Teks
Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kota Medan gelar Seminar Strategi Dakwah Menjelang Pemilu 2024 di aula Kantor Lurah Tanjung Mulia Kec Medan Deli, Selasa (31/10) sore. Waspada/ist