MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan melalui Komisi Ukhuwah dan KUB MUI Medan memberi Penyuluhan Nilai-nilai Ukhuwah Islamiyyah Mencegah Perilaku Bully di Sekolah di SMA Negeri 5 Medan, Sabtu (26/2). Acara dibuka oleh Sekretaris Umum MUI Kota Medan, Dr Syukri Albani Nst dengan menghadirkan narasumber Ketua Komisi Ukhuwah Drs. H. Ahmad Suhaimi, MA dan Psikolog UINSU, Dr. Nurussakinah Daulay, M.Psi.
Dalam pembukaannya, Syukri Albani Nst mengatakan, MUI berkepentingan mensiarkan perilaku baik dan ahlakul karimah kepada anak didik sehingga rasa ukhuwah Islamiyyah semakin terjaga.
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara. Hadits tersebut menjelaskan tentang eratnya ikatan antara orang beriman. Dimana seorang mukmin tidak seharusnya melakukan bullying terlebih lagi terhadap seorang mukmin yang merupakan saudaranya. Apalagi bullying itu bukan hanya hadir didunia nyata, tapi juga hadir di dunia maya seperti di media sosial,” ujarnya.
Menurutnya, dalam Hadist juga dinyatakan
barangsiapa yang beriman pada hari akhir, maka katakan yang baik atau diam. Jadi dengan menerapkan hadits tersebut, peristiwa bullying di zekolah harus nya dapat menurun dikarenakan tidak adanya perkataan yang tidak baik dari seorang siswa ke siswa lainnya.
“Generasi muda itu sudah saatnya meningkatkan kemandirian dan kreatifitas sekolah sehingga dapat menghilangkan bullying karena siswa-siswa disibukan dengan hal-hal yang bermanfaat dalam organisasi-organisasi itu maupun ekstrakulikuler,” ungkapnya.
Syukri juga mengajak siswa untuk dapat memaksimalkan perkembangan teknologi yang ada sehingga tidak tertinggal perkembangan zaman. Namun penggunaan teknologi harus disertai dengan menerapkan tauhid, attitude dan tata krama yang baik.
Sementara Ahmad Suhaimi, dalam materinya Memahami Karakteristik Pelajar Muslim, memaparkan, Rasullullah dimasa muda yang patut dicontoh karena beliau sudah mengembala kambing, berdagang, sampai mengikuti peperangan. Seorang muslim harus meyakini Agama Islam adalah yang paling benar, namun tetap menghormati keyakinan orang lain dalam kepercayaan agamanya.
“Untuk itu diperlukan peran pemuda Islam yakni mendalami Islam, berdakwah dan meningkatkan keterampilan,” katanya.
Dr. Nurussakinah Daulay, menyatakan, kondisi pembelajaran terbaik adalah ketika siswa sebagai pelajar menerima pembelajaran dengan hati yang Bahagia. Hal ini harus diketahui dan dipahami oleh guru, dosen maupun orang tua.
“Masa remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini terdapat perkembangan fisik dan mental secara bersamaan. Dimana pada masa ini dipengaruhi masa kecil dan mempengaruhi masa depan seseorang, sehingga pada masa remaja, seseorang cenderung menyerap segala yang diterima oleh otak,” ucapnya.
Pada proses dan pelaksanaan menghadapi kejadian bullying diperlukan sinergi antara siswa, guru dan orang tua. Dengan menciptkan siswa yang berkepribadian yang Tangguh, dan menciptakan sistem pengelolaan yang baik disekolah baik dengan melindungi korban bullying maupun memberikan Tindakan pada pelaku bullying.
Sebelumnya Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Medan, Suprayitno, mengatakan bangga SMAN 5 Medan menjadi sekolah pertama dalam program MUI terkait penyuluhan di sekolah. (h01)
Teks
Sekretaris Umum MUI Kota Medan, Dr Syukri Albani Nst bersama narasumber lainnya diacara Penyuluhan Nilai-nilai Ukhuwah Islamiyyah Mencegah Perilaku Bully di Sekolah di SMA Negeri 5 Medan, Sabtu (26/2). Waspada/Yuni Naibaho