MEDAN (Waspada)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan melalui Komisi Pendidikan, Pemuda dan Kaderisasi MUI Kota Medan menggelar pelatihan pembelajaran Tahsin Quran bagi guru-guru Raudhatul Athfal (RA) se Kota Medan, Rabu (16/8) di aula kantor MUI Kota Medan.
Hadir sebagai narasumber yang juga membuka acara Ketua Umum MUI Kota Medan, Dr. Hasan Matsum, MAg, Ketua Komisi Pendidikan, Pemuda dan Kaderisasi MUI Medan, Praktisi Alquran Dr. Muhammad Qorib MA dan Dr. Abdul Rahman, MPd, dengan peserta dari pengurus MUI Kecamatan Kota Medan dan guru-guru RA se Kota Medan.
Dalam sambutannya, Hasan Matsum mengatakan keberadaan guru tahsin menjadi hal penting dalam mengembangkan potensi anak didik dalam membaca Alquran secara baik dan benar.
“AlQur’an adalah pegangan hidup sekaligus bisa mendatangkan keberkahan. Oleh karena itu, harus senantiasa kita jaga, pelajari dan amalkan dalam kehidupan .nIni merupakan salah satu tugas guru RA yang harus memiliki kualitas yang baik agar bisa menjadi guru yang handal,” ujarnya.
Sementara Muhammad Qorib menjelaskan, pelatihan pembelajaran tahsin kepada para guru-guru RA atau taman kanak-kanak ini sangat penting untuk modal dasar mengajarkan kepada anak didiknya membaca Alquran secara baik.
“Masa anak-anak itu masa pembentukan akal mereka jadi harus dibiasakan dengan nilai-nilai Quran. Dan yang tak kalah penting lagi, para guru memiliki tugas untuk mewujudkan masyarakat Qurani yang tidak hanya sekedar terjebak pada Tahfidz atau hafalan, tapi juga membaca Alquran dengan baik dan benar,” jelasnya.
Melalui pelatihan ini, lanjut Qorib, MUI Medan berharap nilai-nilai Quran tidak menjadi asing bagi umat Islam itu sendiri, dan juga ayat-ayat Alquran dapat dimaknai serta dibaca dengan benar. Kemudian
agar semangat Alquran itu bisa diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga kemudian komunitas dan masyarakat luas.
Narasumber lainnya, Abdul Rahman dalam paparanya menjelaskan, ada tujuh pembelajaran Alquran yakni pembelajaran membaca Alquran, pembelajaran membaca Alquran dengan Tartil, pembelajaran menulis Alquran, pembelajaran menghafal Alquran, pembelajaran mentadabburi Alquran, mengamalkan Alquran dan pembelajaran menyampaikan Alquran.
“Sedangkan metode tahsin itu proses belajar memperbaiki, membaguskan agar bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan adanya metode tahsin AlQuran ini, maka akan selalu dan lahir generasi-generasi yang mampu membaca AlQuran dengan tartil,” imbuhnya. (h01)
Teks
Narasumber dan peserta pelatihan pembelajaran Tahsin Quran bagi guru-guru RA se Kota Medan, Rabu (16/8) di aula kantor MUI Kota Medan. Waspada/Yuni Naibaho